Jumat, 02 Mei 2014

Penilaian Portofolio



A.     Pengertian Penilaian Portofolio
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dinamis, berkembang secara terus menerus sesuai dengan pengalaman siswa dan pengaruh lingkungannya. Proses empiris siswa dalam kegiatan belajar dikelas yang didapat dari hasil penyampaian guru, hanya akan diingat dalam jangka waktu yang singkat jika tidak diikuti dengan kegiatan pengulangan di dalamnya. Sehingga menjadi sangat penting bagi seorang guru untuk menumbuhkan serta mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai aktivitas yang dapat mendukung pencapaian kompetensi.
Setiap aktivitas termasuk berbagai karya yang dihasilkan siswa dari suatu proses pembelajaran, perlu dimonitor, diberi komentar, diberi kritik dan diberi catatan perbaikan oleh setiap guru secara terus menerus. Melalui monitoring secara terus menerus inilah pengalaman belajar siswa akan terus disempurnakan sehingga pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Dari penjelasan tersebut kita dapat tarik dua kata kunci didalamnya , yaitu proses monitoring dan pengalaman siswa yang keduanya inilah merupakan hakikat dari penilaian portofolio. Menurut Sanjaya (2008: 195) portofolio merupakan kumpulan karya yang tersusun secara sistematis dan terorganisir hasil dari pengalaman belajar dalam kurun waktu tertentu.
Istilah portofolio itu sendiri pertama kali digunakan dalam dunia photografer dan artis. Melalui portofolio, para photografer dapat memperlihatkan hasil pekerjaan mereka kepada pelanggan dari koleksi yang ada. Dalam dunia usaha, portofolio banyak digunakan untuk menilai keefektifan suatu proses produksi dari jenis poduk tertentu.
Popham (dikutip Arifin, 2012: 198) menjelaskan bahwa “penilaian portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu”. Sedangkan menurut Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian, penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
Jadi, dari beberapa definisi tersebut penilaian portofolio merupakan model penilaian yang melibatkan ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa melalui hasil karya dalam jangka waktu tertentu. Artinya, keterlibatan siswa dalam penilaian menjadi semakin besar karena adanya hubungan timbal balik antar guru dan siswa dalam pelaksanaan penilaian.

B.     Tujuan dan Fungsi Penilaian Portofolio
Tujuan penilaian portofolio ditentukan oleh apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan menggunakan penilaian tersebut. Menurut S. Surapranata dan M. Hatta (dikutip Arifin, 2012: 200) tujuan penilaian portofolio adalah:
1.      Menghargai perkembangan peserta didik.
2.      Mendokumentasikan proses pembelajaran.
3.      Memberi perhatian pada prestasi kerja.
4.      Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan eksperimen.
5.      Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
6.      Bertukar informsi antara orang tua peserta didik dengan guru lain.
7.      Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta didik.
8.      Meningkatkan kemampuan refleksi diri.
9.      Membantu peserta didik merumuskan tujuan.
Disamping hal – hal diatas, penilaian portofolio menurut Yamin (2011: 283) akan mampu menimbulkan beberapa dampak positif bagi peserta didik dan juga bagi guru itu sendiri. Sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan, menarik, kreatif, integratif, dan reflektif. Efek tersebut, yaitu:


Ø  Bagi Peserta Didik
·         Peserta didik merasa bangga terhadap hasil yang dibuat.
·         Merefleksi strategi kerja.
·         Menentukan tujuan.
·         Termotivasi.
·         Mengontrol pekerjaannya.
·         Mendapat penguatan.
·         Membangun kepercayaan diri.
·         Bekerja sesuai kemampuan.
Ø  Bagi Guru
·         Mempunyai kesempatan untuk mengkoreksi pekerjaan peserta didiknya.
·         Menjadi motivasi untuk mengembangkan lebih lanjut sesuai perkembangan peserta didiknya.
·         Memperbaharui komitmennya.
Pada hakikatnya tujuan penilaian portofolio ini adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan data dan dokumen yang sesuai. Sehingga orang tua dapat melihat perkembangan anaknya tidak hanya dari aspek kognitif yang tertera pada nilai raport saja tetapi juga dapat melihat perkembangan dari aspek sikap dan keterampilannya juga.
Fungsi Penilaian portofolio tidak hanya sebagai tempat penyimpanan hasil karya siswa melainkan juga sebagai sumber informasi bagi orang tua, guru, dan peserta didik itu sendiri. Portofolio dapat dijadikan sebagai bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan orang tua mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik tersebut.
            Menurut Arifin (2012: 201) fungsi penilaian portofolio dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
1.      Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampua peserta didik, tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, inovasi pembelajaran.
2.      Portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, karena portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka.
3.      Portofolio sebagai alat penilaian autentik (authentic assessment).
4.      Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan self assessment. Artinya, peserta didik mempunyai kesempatan yang banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.
Selanjutnya, menurut Direktorat PLP-Ditjen Dikdasmen Depdiknas (dikutip Arifin, 2012: 201-202) mengemukakan bahwa penilaian portofolio dapat digunakan untuk:
a.       Memperlihatkan perkembangan pemikiran atau pemahaman siswa pada periode waktu tertentu.
b.      Menunjukan suatu pemahaman dari beberapa konsep, topik, dan isu yang diberikan.
c.       Mendemonstrasikan perbedaan bakat.
d.      Mendemonstrasikan kemampuan untuk memproduksi atau mengkreasi suatu pekerjaan baru secara orisinal.
e.       Mendokumentasikan kegiatan selama periode waktu tertentu.
f.        Mendemonstrasikan kemampuan menampilkan suatu karya seni.
g.       Mendemonstrasikan kemampuan mengintegrasikan teori dan praktek.
h.      Merefleksikan nilai – nilai individual atau pandangan dunia secara lebih luas.
Secara keseluruhan dari kedua pendapat tersebut mengenai fungsi penilaian portofolio dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi ada tiga komponen utama, yaitu (1) portofolio berfungsi sebagai sumber informasi; (2) portofolio berfungsi sebagai media aktualisasi peserta didik; dan (3) portofolio berfungsi sebagai alat penilaian.

C.      Jenis  dan Langkah Penilaian Portofolio
Jenis penilaian portofolio akan memberikan pemahaman kepada pengguna tentang pentingnya penggunaan penilaian portofolio secara bervariasi sesuai dengan jenis kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Artinya, hasil belajar peserta didik tidak dapat hanya diukur hanya dengan satu jenis penilaian saja akan tetapi harus menggunakan jenis lainnya.
Menurut Arifin (2012:206–211) penilaian portofolio apabila dilihat dari jumlah siswanya dibagi menjadi du jenis, yaitu portofolio perseorangan dan portofolio kelompok. Jika dilihat dari sistem, ada portofolio proses dan portofolio produk. Berikut akan diuraikan jenis portofolio berdasarkan sistemnya.
1.      Portofolio Proses
Jenis portofolio ini menunjukan tahapan belajar dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Tujuannya adalah untuk membantu peserta didik mengidentifikasi tujuan pembelajaran, perkembangan hasil belajar dari waktu ke waktu, dan menunjukkan pencapaian hasil belajar.
2.      Portofolio Produk
Jenis portofolio ini hanya menekankan pada penguasaan materi dari tugas. Serta hanya menunjukkan bahan yang paling baik, tanpa memperhatikan bagaimana dan kapan bahan tersebut diperoleh. Contoh jenis portofolio produk adalah portofolio tampilan dan portofolio dokumen.
Menurut Yamin (2011: 281 – 282) portofolio terbagi kedalam tiga bentuk, yaitu:
1.      Portofolio perkembangan, berisikan koleksi karya peserta didik yang menunjukkan pertumbuhan seorang peserta didik.
2.      Portofolio pamer/ show case, berisikan koleksi karya terbaik seorang peserta didik.
3.      Portofolio komprehensif, berisikan seluruh hasil karya peserta didik
Jenis portofolio berdasarkan pendapat tersebut secara umum sama, hanya saja Yamin tidak menyebut proses dalam pelaksanaan penilaian portofolio yang sifatnya abstrak sebagai jenis portofolio. Artinya, ia lebih menekankan pada hasil karya nyata dari seorang peserta didik yang disebut portofolio atau hasil portofolio.
Penilaian portofolio juga memiliki langkah-langkah. Menurut Fajar (dikutip Yamin, 2011:290) berikut ini langkah–langkah dalam penilaian portofolio:
1)     Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat.
2)     Memilih suatu masalah yang akan di kaji dikelas.
3)     Mengumpulkan infromasi terkait dengan masalah yang dikaji.
4)     Membuat portofolio kelas.
5)     Menyajikan portofolio/ dengar pendapat (showcase)
6)     Melakukan refleksi pengalaman belajar.
Dalam setiap langkah–langkah tersebut  peserta didik di tuntut untuk belajar secara mandiri dalam kelompok kecil dengan guru sebagai fasilitator. Peserta didik dapat menggunakan beragam sumber untuk mendapatkan informasi terkait dengan permasalahan yang mereka kaji baik yang ada di sekolah maupun yang ada di lingkungan luar sekolah.

D.     Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Portofolio
Setiap desain, model maupun rancangan yang itu merupakan karya manusia pasti ada sisi kelemahan di balik kelebihan yang di usungnya. Tidak terkecuali model penilaian portofolio ini. Berikut akan di sajikan kelebihan serta kekurangannya model penilaian portofolio menurut Arifin (2012:205–206). Kelebihan penilaian portofolio, yaitu:
1)     Dapat melihat perumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan feedback dan refleksi diri.
2)     Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan, dan dipertanggung jawabkan tanpa mengurangi kreatifitas peserta didik di kelas.
3)     Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan, baik di kelas maupun diluar kelas dalam rangka implementasi program pembelajaran.
4)     Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian.
5)     Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.
6)     Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pembelajaran.
7)     Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik.
8)     Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-assessment), refleksi, dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis.
9)     Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi tetap mengacu pada kompetensi dasar dan indikator hasil belajar yang ditentukan.
10)Guru dan peserta didik sama – sama bertanggung jawab untuk merancang dan menilai kemajuan belajar.
11)Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta didik yang mendapatkan hasil belajar yang tinggi dan peserta didik yang mendapat hasil belajar yang rendah.
12)Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar peserta didik.
Kekurangan penilaian portofolio, yaitu:
1)     Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.
2)     Penilaian portofolio di anggap kurang reliabel dibandingkan dengan bentuk penilain yang lain.
3)     Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses penilaian kurang mendapat perhatian.
4)     Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher oriented, kemungkinan besar inisiatif dan kreativitas peserta didik akan terbelenggu sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
5)     Orang tua peserta didik sering berfikir skeptis karena laporan hasil belajar anaknya tidak berbentuk angka.
6)     Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua, dan peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.
7)     Tidak tersedianya penilaian yang jelas.
8)     Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat kurangnya penggunaan angka.
9)     Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.
10)Dapat menjebak peserta didik jika terlalu sering menggunakan format dan detail yang lengkap.
Dengan mengetahui kelebihan serta kekurangannya seorang guru mampu meminimalisir kesalahan yang akan timbul dalam proses belajar mengajar. Dan, mengoptimalkan potensi kelebihan model penilaian portofolio dalam mengimplementasikannya dikelas.

E.      Manfaat Penilaian Portofolio
Salah satu keunggulan penilaian portofolio adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih banyak terlibat dan peserta didik sendiri dapat dengan mudah mengontrol sejauh mana perkembangan kemampuan yang telah diperolehnya. Jadi peserta didik akan mampu melakukan penilaian diri. Keterampilan untuk menemukan kelebihan dan kekurangannya sendiri serta kemampuan untuk menggunakan kelebihan tersebut dalam mengatasi kelemahannya merupakan modal dasar dalam proses pembelajaran.
Penilaian portofolio yang dikemas secara baik dapat memberikan manfaat. Menurut Nurhadi (2005) dikutip oleh Sukanti dalam Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 – Tahun 2010, Hlm. 33 - 40 manfaat penilaian portofolio adalah:
1.      Guru dapat menilai perkembangan dan kemajuan peserta didik
2.      Guru dan wali murid dapat berkomunikasi tentang pekerjaan peserta didik
3.      Peserta didik dapat menjadi partner dalam proses penilaian
4.      Siswa dapat menemukan bakat dan kemampuannya
5.      Penilaian bersifat objektif
6.      Penilaian dapat meningkatkan interaksi siswa dan guru untuk mencapai tujuan
7.      Penilaian dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar, mempunyai kebanggaan, rasa memiliki dan menumbuhkan kepercayaan diri sendiri,
8.      Penilaian bertujuan untuk mencapai ketuntasan belajar bukan sekedar tuntas materi
9.      Guru dan pengawas dapat mengevaluasi program pengajaran
10.  Penilaian dapat meningkatkan profesionalisme guru
Dalam Pedoman Pengembangan Portofolio Untuk Penilaian oleh Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum 2003 – 2004 penggunaan portofolio untuk penilaian juga bermanfaat, karena hal-hal berikut.
1.      Portofolio menyajikan atau memberikan:“bukti” yang lebih jelas atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas
2.      Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik
3.      Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa
4.      Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa
5.      Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas.
6.      Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atas bervariasinya gaya belajar siswa.
7.      Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil belajar
8.      Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa
9.      Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran
10.  Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang perkembangan siswa yang bersangkutan.
11.  Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan
Zaenal Arifin (2009) menjelaskan data yang terkumpul dari waktu ke waktu ini kemudian digunakan oleh guru untuk menilai dan melihat perkembangan kemampuan serta prestasi akademik peserta didik dalam periode tersebut. File portofolio sekaligus akan memberikan umpan balik baik kepada guru maupun kepada peserta didik. Bagi guru file yang berisi prestasi peserta didik ini akan memberikan masukan untuk penilaian proses terutama dalam memperbaiki strategi, metode dan manajemen pembelajaran di kelas. Melalui file portofolio guru dapat mengetahui potensi, karakter, kelebihan dan kelemahan peserta didik. Bagi peserta didik file ini dapat menjadi dasar pijakan untuk mengoreksi dan memperbaiki kelemahan atau kekurangannya dalam proses pembelajaran maupun penguasaannya tentang suatu pokok bahasan atau materi pelajaran tertentu. Proses terjadinya umpan balik sangat dimungkinkan karena dalam sistem penilaian portofolio data yang terekam dalam file tidak hanya dikumpulkan saja tetapi dianalisis secara kolaboratif dengan melibatkan guru, peserta didik dan orag tua. Penilaian data melalui pembicaraan secara periodik dengan orang tua peserta didik merupakan progress report yang akurat tentang kemajuan prestasi belajar peserta didik serta perkembangan kepribadiannya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa portofolio ini bukan hanya dimanfaatkan oleh guru dalam rangka menentukan nilai akhir masing-masing peserta didik, tetapi dapat dipergunakan oleh peserta didik sendiri untuk melakukan refleksi dan oleh orang tua untuk melihat perkembangan anak mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelaran: Prinsip, Teknik dan Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Davis, M.H. & Ponnamperuma, G.G. 2005. Portfolio assessment. JVME. 32(3): 279-284.
Eriyanti. 2009. Problematika penerapan penilaian portofolio dalam pembelajaran. Lentera Pendidikan. 11(1): 45-62
Kemendikbud. 2013. Standar Penilaian. Jakarta: Kemendikbud.
Marhaeni, A.A.I.N. 2006. Asesmen portofolio dalam pembelajaran berbasis kompetensi. Bahan Pelatihan Bagi Guru Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Denpasar: 19 Oktober 2006.
Pedoman Pengembangan Portofolio Untuk Penilaian. Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum 2003 – 2004.
Pitono, D. 2012. Pengaruh nilai portofolio dan motivasi belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology. 1(1): 53-58.
Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
Sudrajat, Akhmad. Penilaian Ranah Afektif. Diakses 8 April 2014. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/15/penilaian-ranah-afektif/
Sukanti. 2010. Pemanfaatan Penilaian Portofolio Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2, Hlm. 33 – 40.
Suryadi, D., & Yusa, A.A. 2009. Model pembelajaran berbasis produksi dengan pendekatan asesmen portofolio pada perkuliahan praktik kerja bangunan. Jurnal Penelitian. 9(1): 1-15.
TP Wandasari. 2014. Keefektifan Penilaian Portofolio Dalam Pemahaman Konsep Peserta Didik SMA. Jurnal Chemistry In Education 3 (1)
Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar