BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Praktik
akuntansi merupakan mata kuliah wajib diiukuti oleh mahasiswa khususnya
mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi ,Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Universitas Sriwijaya. Mata kuliah ini terdiri dari 4 sks
dimana 3 sks dilakukan perkuliahan dikelas dan 1 sks dilakukan Praktik Kerja Lapangan. Praktik
akuntansi adalah mata kuliah yang mempelajari pembukuan keuangan (akuntansi)
yang terjadi di perusahaan baik itu perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur
(pabrik). Mata kuliah ini dilakukan bimbingan secara teoritis dikelas dan
praktis terjun langsung kelapagan untuk melihat aktivitas dan cara pembukuan
perusahaan yang diamati dengan melakukan PKL.
Tujuan
dari mata kuliah praktik akuntansi adalah
a.
Mengembangkan pengetahuan mahasiswa tentang
pencatatn akuntansi selain teori juga praktik lapangan
b.
Membentuk sikap kritis, peka dan jujur dalam
memahami proses perkembangan akuntansi di perusahaan-perusahaan.
c.
Memberi landasan pengetahuan dan wawasan yang
luas serta keyakinan kepada mahasiswa
sebagai bekal hidup berwirausaha baik selaku individu maupun bersama.
Untuk
mewujudkan tujuan tersebut maka dalam mata kuliah ini diadakanlah Praktik Kerja
Lapangan (PKL). Praktek Kerja Lapangan
adalah salah satu bentuk implementasi secara sistematis dan sinkron antara
program pendidikan dikampus dengan program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai
tingkat keahlian tertentu atau melihat realita langsung yang terjadi di
perusahaan. PKL pada Mata
kuliah Praktik Akuntansi dilakukan Pada tanggal 30 November – 06 Desember
dengan melakukan Studi Banding Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta dan
Observasi perusahaan yang ada di tiga kota yaitu Yogyakarta, Bandung, Jakarta
yang meliputi:
1.
Universitas Negeri Yogyakarta
2.
Perusahaan Bakvia Pathok Bu Vera
3.
Perusahaan Perak
4.
Keraton Yogyakarta
5.
Kawasan Malioboro
6.
Kawasan Cibaduyut “Grutty Shoes”
7.
Kawasan Ciampelas “Pinokio”
8.
Dunia Fantasi Ancol
Pada
lokasi ini mahasiswa ditugaskan untuk mencari informasi tentang sistem
pembelian, sistem penjualan, persedian bahan baku, penggajian dan pengupahan,
serta pemasaran produk pada perusahaan yang dikunjungi. Disini mahasiswa
dituntut untuk bisa mengobservasi secara langsung sistem yang ada diperusahaan
yaitu adalah sistem pencatatan keuangan perusahaan agar bisa mengimbangi teori
yang didapat dikampus dan praktik yang terjadi dilapangan.
Dalam praktik kuliah lapangan ( PKL )
yang telah dilakasanakan beberapa minggu yang lalu (tepatnya pada 30 November–
06 Desember 2014 ) , ada beberapa hal yang menjadi fokus pengamatan kami
yaitu :
1. Sistem
penjualan
2. Sistem
pembelian
3. Sistem
penggajian dan pengupahan
4. Sistem
akuntansi persediaan dan aktiva tetap
5. Pemasaran
Produk
1.2. Tujuan
Praktik Kerja Lapangan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan untuk setiap mahasiswa/i merupakan program keahlian yang tentunya
mempunyai tujuan yang telah direncanakan dan diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa.
Adapun tujuan penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk:
Adapun tujuan penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk:
a.
Melihat dan membandingkan sistem pencatatan
satu perusahaan dan perusahaan lain
b.
Untuk merealisasikan pengetahuan yang didapat dari kampus dengan pekerjaan
yang sebenarnya di perusahaan.
c.
Melihat strategi
pemasaran yang dilakukan masing masing perusahaan untuk menarik pelanggan.
d.
Melihat sistem
pencatatan keuangan setiap perusahaan
e.
Membandingkan
Pembelajaran Praktik akuntansi di UNY dan UNSRI
1.3. Manfaat
Praktik Kerja Lapangan
Setiap kegiatan yang
dilakukan pasti memiliki manfaat, demikian pula dengan kegiatan praktek kerja
lapangan yang telah selesai dilaksanakan. Adapun manfaat dari kegiatan praktek
kerja lapangan adalah sebagai berikut:
1.
Membekali mahasiswa tentang akuntansi tidak
hanya teorinya saja tetapi praktiknya
2.
Membekali mahasiswa tentang jiwa wirausaha dan
Strategi pemasaran untuk menarik para pelanggan
3.
Mahasiswa dapat menerapkan teori akuntansi
yang dipelajari dikampus pada kehidupan nyata.
BAB
II
PEMBAHASAN
PERUSAHAAN/
TEMPAT YANG DIKUNJUNGI
2.1 Kunjungan
ke Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
2.1.1 Sejarah singkat Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta
Sejarah berdirinya Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FE UNY) tidak dapat terlepas dari
sejarah berdirinya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Sebelum menjadi UNY
dulunya bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta. IKIP
Yogyakarta sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaka Kependidikan (LPTK)
berdiri sejak tanggal 22 Mei 1963 berdasarkan Keputusan Menteri Perguruan
Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 55 Tahun 1963. Salah satu fakultasnya
adalah Fakultas Keguruan Pengetahuan Sosial (FKPS) yang diresmikan oleh menteri
PTIP tanggal 21 Mei 1964. Keputusan ini dikuatkan dengan Keputusan Presiden RI
Nomor 268 Tahun 1965, tanggal 14 September 1965.
Dalam rangka memantapkan fungsi
keguruan di bidang Ilmu Sosial, rektor IKIP Yogyakarta mengeluarkan surat
keputusan Nomor 05 tahun 1965 yang isinya antara lain pergantian nama FKPS
menjadi Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS). Untuk menekankan ciri
kependidikannya maka berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 54 tahun 1982
tertanggal 7 September 1982 tentang susunan organisasi IKIP Yogyakarta FKIS
berubah menjadi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS).
Selaras dengan Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) dan tuntutan dunia kerja, IKIP
Yogyakarta dikembangkan menjadi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berdasarkan
Keputusan Presiden RI Nomor 93 tahun 1999, tanggal 4 Agustus 1999. Hal ini
diikuti dengan perubahan nama fakultas di lingkungan UNY, FPIPS berubah menjadi
FIS, yang disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 274/0/1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja UNY. Dengan perubahan nama
tersebut, FIS berwenang menyelenggarakan program studi bidang keguruan dan
nonkeguruan.
Upaya perubahan dan pengembangan
terus dilakukan untuk memenuhi tuntutan masyarakat. Oleh karena itu
diusulkanlah perubahan nama FIS menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
(FISE). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
274/O/1999 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Negeri Yogyakarta, FIS
berubah menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE).
Guna memenuhi tuntutan
perkembangan dunia kerja maka FISE pun berkembang menjadi dua fakultas yaitu
FIS dan FE berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun
2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja UNY pada tanggal 22 Juni 2011. Dengan
demikian tanggal 22 Juni 2011 ditetapkan sebagai tanggal lahirnya Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Visi Fakultas
Ekonomi
“Menjadi fakultas
ekonomi yang unggul dalam bidang
pendidikan dan ilmu ekonomi yang berlandaskan ketaqwaan, kemandirian, dan
kecendekiaan serta berwawasan ekonomi kerakyatan, kewirausahaan, dan nilai
budaya luhur. “
Misi Fakultas Ekonomi
1. Melaksanakan pembelajaran dalam lingkungan
yang kondusif untuk membentuk sumber daya manusia yang memiliki
komitmen dalam mengembangkan dan menerapakan ilmu ekonomi dan pendidikan
ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Melakukan kajian, pengembangan, dan penerapan
ilmu ekonomi dan pendidikan ekonomi untuk memberikan kontribusi dalam
pembangunan masyarakat
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat yang
berkualitas di bidang ilmu ekonomi dan pendidikan ekonomi, serta
mengembangkan jejaring industri, pemerintah dan masyarakat
4. Menyelenggarakan tata kelola yang baik,
bersih, transparan, dan akuntabel
Berikut
ini jurusan yang berada di bawah FE:
- Jurusan Pendidikan Ekonomi (Meliputi Prodi Pendidikan Ekonomi)
- Jurusan Pendidikan Akutansi (Meliputi Prodi Pendidikan Akuntansi, Akuntansi dan Diploma-3 Akuntansi)
- Jurusan Manajemen (Meliputi Prodi Manajemen dan Diploma-3 Manajemen Pemasaran)
- Jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran (Meliputi Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran dan Diploma-3 Sekretaris)
2.1.2
Sarana dan Unit Penunjang FE UNY
1. Sarana Penunjang :
a. Laboratorium
Micro Teaching
b. Laboratorium
Komputasi Akuntansi
c. Laboratorium
Komputasi Manajemen
d. Laboratorium
Komputasi Ekonomi
e. Laboratorium
Kewirausahaan / Enterpreneurship Education Centre (EEC)
f. Laboratorium
Koperasi
g. Laboratorium
Pojok Bursa
h. Laboratorium
Pemasaran D3
i. Laboratorium
Akuntansi dan Auditing (Manual)
j. Laboratorium
Perbankan Syariah
k. Laboratorium
Audio Visual
2. Unit Penunjang
a. Unit
Pengembang Fakultas
b. Unit
Humas
c. Unit Penjamin
Mutu Pendidikan
d. Unit
Jurnal
e. Unit
Pengembang Manajemen
f. Unit
Pengembangan Akuntansi
g. Unit
usaha
h. Unit Referensi
(Ruang Baca)
2.1.3
Kegiatan Kunjungan di Fakultas Ekonomi UNY
Fakultas Ekonomi menerima
kunjungan edukasi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sriwijaya (Unsri), Palembang, . Sebanyak lebih dari 60 mahasiswa beserta para
dosen pendamping dari Jurusan IPS, Program Studi Pendidikan Ekonomi, memadati
Ruang Ramah Tamah Fakultas Ekonomi (FE) UNY. Rombongan yang dipimpin Dra. Yulia
Djahir, M.M., Ph.D, ini melakukan kunjungan dengan maksud mempelajari proses
pembelajaran dalam praktik Akuntansi yang dilaksanakan di FE UNY. Rombongan
diterima langsung oleh Dekan FE UNY Dr. Sugiharsono, MSi Wakil Dekan II, M.
Djazari, MPd dan Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi, Daru Wahyuni, M.Si.
Dalam sambutan awalnya, ibu Yulia
Djahir mengungkapkan bahwa FE UNY adalah sahabat lama. “Sudah lebih dari lima
belas tahun hubungan baik ini terjalin. Jadi, saya selalu rindu untuk datang
kembali kemari,” ujarnya.
Dalam paparannya, ibu Yulia
memperkenalkan program studinya. Di Unsri, Program Studi Pendidikan Ekonomi
Akuntansi tergabung dalam Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial bersama dengan 2
program studi lainnya, yaitu Pendidikan Sejarah, dan Pendidikan PKn. Selain
itu, terdapat pula kelas ekstensi untuk ketiga program studi tersebut.
Secara umum, praktik akuntansi di
FE UNY menyediakan sarana bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah
didapat. “Di FE UNY terdapat laboratorium yang mendukung seperti Laboratorium
Auditing, Laboratorium Komputasi Akuntansi, dll. Selain praktik di laboratorium
kampus, mahasiswa juga mengunjungi berbagai lembaga seperti BMT atau bank untuk
mengetahui berbagai hal secara langsung,” ungkap Djazari.
Dalam kunjungan ini, mahasiswa beserta dosen berkesempatan menengok
Islamic Mini Bank (IMB) dan Entrepreneurship Education Center (EEC), laboratorium
perbankan syariah dan laboratorium kewirausahaan yang dimiliki FE UNY dan bisa
dimanfaatkan semua kalangan civitas akademika UNY. Staf IMB dan EEC menjadi
sasaran berbagai pertanyaan yang datang dari mahasiswa dan dosen mengenai cara
kerja kedua laboratorium ini. Tak hanya itu, para mahasiswa tampak antusias
memborong beberapa makanan cemilan yang dijajakan di EEC.
2.2 Kegiatan
Pembuatan dan Penjualan Makanan Khas Yogyakarta “Bakpia bu Vera”- Yogyakarta
2.2.1
Pengertian dan Sejarah Bakpia Pathok Bu Vera
Bakpia sebenarnya berasal dari negeri
Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue) kacang
hijau. Selain itu pula bakpia mulai diproduksi di kampung Pathok Yogyakarta,
Yogyakarta Terkenal dengan makanan khasnya bakpia, Jogja juga disebut kota
bakpia. Bakpia terbuat dari tepung terigu yang berisi banyak varian seperti
keju, kacang hijau, ubi ungu, kumbu hijau, kumbu hitam kemudian dipanggang.
Kini semakin banyak varian rasa untuk bakpia yang ditawarkan. Sebenarnya bakpia
bukan makanan asli dari Jogja melainkan dari Tionghoa yang berarti roti isi
daging.
Bakpia Pathok Bu Vera didirikan oleh
bu Vera pada tahun 1988 yang beralamat di jalan Jogja Solo Km 13 Kalasan
Yogyakarta.
2.2.2 Bahan dan
Cara Membuat Bakpia Pathok Bu Vera
a.
Bahan baku membuat kulit bakpia adalah terigu,
gula, mentega, garam
b.
Bahan membuat isian bakpia adalah kacang,keju,
duren, coklat
c.
Cara membuat Bakpia Pathok Bu Vera
1.
Adonan bakpia terdiri dari terigu,
gula,mentega yang telah diaduk rata dibentuk bola-bola kecil dan kemudian
dipipihkan
2.
Setelah adonan kulit bakpia dipipihkan
kemudian dimasukkan isian bakpia misalnya variasi rasa coklat,duren,kacang ,
atau keju
3.
Setelah bakpia terbentuk kemudian disusun
dalam Loyang dan dimasukan kedalam oven sekitas 15-20 menit dengan temperature
200 derajat
Bakpia
Pathok Bu Vera memiliki dua jenis bakpia yaitu bakpiah kering dan bakpia basah.
Perbedaan bakpia kering dan basah terletak pada adonan dan lamanya memanggang
dalam oven. Perbedaanya adalah sbb:
a.
Bakpia basah dipanggang dengan api besar dan
adonan kulitnya berwarna putih dan daya tahanya hanya 5 hari. Bakpia basah
contohnya bakpia kacang hijau.
b.
Bakpia kering dipanggang dengan api kecil
dengan waktu yang agak lama dan adonannya berwarna kuning dan daya tahannya
bisa sampai 1 bulan.contoh bakpia kering adalah bakpia rasa coklat,keju,duren
dll.
2.2.3 Sistem pembelian dan penjualan Bakpia Pathok
Bu Vera
Sistem
penjualan dan pembeliannya menggunakan mesin kasir. Tempat produksi dan toko
bersebelahan dan pada pencatatan masih menggunakan sistem Manual tidak
terkomputerisasi.
2.2.4 Sistem Penggajian/ Pengupahan
Bakpia
Pathok Bu Vera memiliki sekitar 30 karyawan dan sistem penggajianya dilakukan
seminggu sekali. Besar kecilnya gaji tergantung pada spesialisasi kerja dan
keahlian ditambah bonus dan ketekunan bekerja
2.2.5 Pemasaran
Produk
Pemasaran
Produk Bakpia Pathok Bu Vera hanya mencakup daerah Yogyakarta dan Bakpia Pathok
Bu Vera memiliki 3 cabang
1.
Bakpia Pathok Bu Vera jaln Parangteritis
2.
Bakpia Pathok Bu Vera di jalan Jogja Solo Km
13 Kalasan Yogyakarta
3.
Bakpia Pathok Bu Vera Jl. Wonosari km 10 Piyungan Bantul Jogja
2.3 Sentra
kerajinan Perak NARTI’S
SILVER terbesar
di Yogyakarta – Yogyakarta
2.3.1 NARTI’S SILVER (Exclusive & Traditional Silvercraft) kota Gede Yogyakarta
Yogyakarta merupakan salah satu
tujuan wisata di Indonesia yang terkenal akan budayanya yang khas dan kaya akan
kesenian dan kerajinan. Salah satu tujuan wisata di Yogyakarta adalah kota Gede. Kota gede adalah kota tua
bekas Ibukota kerajaan Mataram, Kota Kotagede merupakan kota warisan (heritage)
yang amat berpotensi bagi kemakmuran masyarakatnya. kota gede terkenal akan
kerajinan peraknya. Kotagede terletak sekitar lima kilometer arah tenggara kota
Yogyakarta. Kotagede adalah sebuah kota tua yang tenang
dan nyaman dengan kerajinan perak sebagai komoditas utama di kota yang juga
terkenal akan keramah-tamahan penduduknya. Lokasi pengrajin perak ada di hampir
setiap sudut Kotagede, Mulai dari pasar Kotagede hingga Masjid Agung dan
bekas Istana Mataram Islam. Kerajinan perak Kotagede merupakan budaya turun
temurun yang pada awalnya berupa kerajinan emas, perak dan tembaga. Pada
akhirnya, kerajinan peraklah yang berkembang.
Seni
kerajinan perak Kotagede muncul bersamaan dengan Kerajaan Mataram Islam pada
abad ke-16. Pada masa pemerintahan Panembahan Senopati, abdi dalem kriya
diperintahkan untuk membuat perhiasan dari emas dan perak. Kemudian di
masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII, beliau sangat terpikat dengan
keindahan kerajinan logam ini kemudian memerintahkan abdi dalem kriya
untuk meneruskan dan mengembangkan seni kerajinan logam tersebut.
Keberadaan perajin perak muncul seiring dengan lahirnya Mataram, juga tak luput
dari peran Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang masuk ke Yogyakarta
sekitar abad ke-16 silam. Waktu itu, banyak pedagang VOC yang memesan alat-alat
rumah tangga dari emas, perak, tembaga, dan kuningan ke penduduk setempat.
a.
Bahan Baku Bahan baku
kerajinan perak Kota Gede ada 2 yaitu lembaran perak yang biasa disebut Gilapan
dan benang-benang perak yang biasanya disebut Trap atau Filigran. Dalam setiap
proses pembuatannya, ternyata tidak sepenuhnya berbahan dasar perak murni
melainkan ada pencampuran dengan tembaga. Seratus persen perak dicampur dengan
tembaga 7,5%. Sebab kalau perak murni terlalu lembek dan kurang kuat untuk
dijadikan barang kerajinan, oleh karenanya dicampur tembaga sebagai
pengerasnya.
b. Produk Sedikitnya
ada empat jenis tipe produk yang dijual, yakni filigri (teksturnya
berlubang-lubang), tatak ukir (teskturnya menonjol), casting (dibuat dari
cetakan), dan jenis handmade (lebih banyak ketelitian tangan, seperti cincin
dan kalung). Secara umum hasil kerajinan perak di kota ini terbagi dalam 4
jenis, yaitu aneka perhiasan (kalung, gelang, cincin, anting), miniatur
seperti kapal dan candi, dekorasi atau hiasan dinding dan aneka
kerajinan lainnya.
c.
Keunggulan
Pengrajin perak di Kotagede terkenal dengan produknya
yang unik, halus dan telaten dalam menggarap produk peraknya sehingga
menghasilkan karya seni bernilai tinggi. Perak kotagede merupakan
souvenir yang sangat berharga dan koleksi yang bisa diwariskan
antar generasi.
d.
Harga
Harga jual kerajinan perak Kotagede bervariasi, mulai yang termurah bros rata-rata Rp 10 ribu, cincin perak mulai harga Rp 100 ribu, miniatur becak Rp 250 ribu, miniatur andhong Rp 200 ribu hingga miniatur kapal layar, perlengkapan makan, dan miniatur Candi Borobudur yang kesemuanya bisa mencapai harga hingga Rp 30 juta tergantung tingkat kerumitan dan banyaknya bahan baku yang digunakan.
Harga jual kerajinan perak Kotagede bervariasi, mulai yang termurah bros rata-rata Rp 10 ribu, cincin perak mulai harga Rp 100 ribu, miniatur becak Rp 250 ribu, miniatur andhong Rp 200 ribu hingga miniatur kapal layar, perlengkapan makan, dan miniatur Candi Borobudur yang kesemuanya bisa mencapai harga hingga Rp 30 juta tergantung tingkat kerumitan dan banyaknya bahan baku yang digunakan.
e.
Motif
Motif kerajinan perak Kotagede biasanya bercorak
tumbuh-tumbuhan, motif daun dan bunga teratai. Ciri khas yang tetap
dipertahankan adalah pengerjaan produksi kerajinan secara manual dengan tetap
mengandalkan ketrampilan tangan. Baik kerajinan perak lempengan atau
kerajinan perak filigri (seutas kawat perak tipis dipilin satu persatu dan
dirangkai sedemikian rupa untuk memperoleh bentuk yang dikehendaki)
dikerjakan dengan penuh ketelitian. Sebagian lagi memerlukan proses yang
berbeda, misalnya dengan melalui proses pembakaran untuk memperoleh perak
bakar yang juga banyak digemari.
Pemaparan
diatas telah menjelaskan mengenai kerajinan perak kota gede baik itu
sejarahnya, bahan baku, produk yang dihasilkan, harga dan motif nya bahkan
problematika yang dihadapi para pengrajin perak dikota gede. Salah toko atau
pengrajin perak yang dikunjungi oleh penulis adalah toko perak NARTI’S SILVER.
2.3.2
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Daerah
Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang mempunyai
potensi cukup besar. Hal tersebut mendorong berkembangnya produk dan pemasaran
barang kerajinan rakyat. Salah satu jenis kerajinan yang diusahakan dan
pemasarannya cukup baik adalah kerajinan perak. Kerajinan
perak kotagede adalah kerajinan tangan yang dibuat oleh tangan-tangan terampil
para perajinnya. Mereka mewarisi ketrampilan dan pengalaman dalam membuat kerajinan
ini selama ratusan tahun. Pada jaman dahulu mereka telah melayani pembuatan
perhiasan dan perabotan khusus dengan cita rasa seni yang tinggi untuk
kepentingan kraton. Dan hari ini, NARTI’s SILVER mewarisi ketrampilan dan
pengalaman tersebut, lewat kerajinan perak berdesain eksklusif dengan jaminan
perak 925%. Dengan produksinya yang berkualitas ekspor, NARTI’s SILVER
merupakan pilihan yang terbaik untuk dikunjungi.
Dengan
melihat perkembangan kerajinan perak di Daerah Istimewa Yogyakarta, maka Ny.
Hj. Sunarti Sumartinah terdorong untuk mendirikan perusahaan kerajinan perak
yang bernama NARTI’S SILVER yang didirikan pada tahun 1975. Pemberian nama
NARTI’S SILVER adalah merupakan kependekan dari nama Ny. H. Sunarti Sumartinah
dan juga atas pertimbangan bahwa nama tersebut mudah diingat dan mudah
diucapkan wisatawan asing khususnya dan wisatawan nusantara pada umumnya. Pada
saat pendirian perusahaan perak NARTI’S SILVER, sudah tumbuh keinginan atau
cita-cita mengarahkan produk kerajinan perak tersebut untuk mampu menembus
pasar luar negeri.
Dengan
semakin pesatnya pertumbuhan dan perkembangan kerajinan perak di Indonesia,
khususnya di Yogyakarta. Maka perusahaan perak NARTI’S SILVER berusaha lebih
keras untuk mendapatkan pengakuan dari pemerintah dan konsumen / masyarakat
umum. Dan usaha tersebut terealisir dalam surat keputusan tentang Izin Usaha
yang dikeluarkan melalui Surat Keputusan Mendag No. 59/12-5/PK II/1989.
2.3.3
Lokasi Perusahaan
Perusahaan
perak NARTI’S SILVER berlokasi di Jalan Tegalgendu No. 22, desa Tegalgendu,
kecamatan Kotagede, kotamadya Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilihan
lokasi berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
1.
Pertimbangan Teknis
Secara teknis, lokasi perusahaan dekat
dengan sumber daya manusia (tenaga kerja), sehingga tidak banyak mengalami
kesulitan / hambatan dalam pengadaan tenaga kerja.
2.
Pertimbangan Sosial Ekonomi
Dilihat dari
segi sosial ekonominya, maka perusahaan ini letaknya sangat strategis karena
berada di tepi jalan besar dan adanya kenyataan bahwa Kotagede merupakan
sentral kerajinan, khususnya perak, sehingga wisatawan cenderung untuk datang
dan melihat langsung proses pembuatan kerajinan perak.
3.
Pertimbangan Transportasi
Karena lokasi
tersebut berada di tepi jalan besar, maka lebih memudahkan dalam hal
pengangkutan baik bahan baku maupun hasil produksi, sehingga biaya transportasi
dapat ditekan seminimal mungkin.
Dilihat dari
lokasi perusahaan tersebut dapat disimpulkan bahwa letak perusahaan perak
NARTI’S SILVER sangat strategis. Sehingga memudahkan para konsumen dalam
melakukan transaksi jual beli. Disamping itu perusahaan perak NARTI’S SILVER
juga menyediakan parkir yang luas, sehingga memberikan rasa nyaman bagi para
konsumen yang memarkirkan kendaraan. Dengan demikian lokasi perusahaan perak
NARTI’S SILVER benar-benar tepat dan proses jual beli produk perak dapat
berjalan dengan lancar. Sehingga perusahaan perak NARTI’S SILVER dapat
meningkatkan omzet penjualan.
2.3.4 Bahan Baku
2.3.4 Bahan Baku
Bahan baku berupa perak murni
didapatkan dari PT. Aneka Tambang dan didistribusikan melalui Koperasi
Pengrajin dan Pengusaha Perak Yogyakarta (KP3Y) dan NARTI’S SILVER juga membeli
dari pihak swasta yang sudah menjadi supplyer tetap, sehingga kualitas bahan
baku tetap terjaga.
2.3.5 Tenaga Kerja
Sampai sekarang perusahaan NARTI’S SILVER telah berhasil
menampung tenaga kerja kurang lebih 252 orang,
dengan rincian sebagai berikut:
1. Staff
Kantor dan Administrasi : 30 orang
Karyawan Laki-laki : 15
orang
Karyawan Perempuan : 15
orang
2. Pengrajin
Dalam / Workshop : 21 orang
Karyawan Laki-laki : 18 orang
Karyawan Perempuan : 3 orang
3. Pengrajin
Luar : ± 150 orang
Mereka
bekerja di rumah masing-masing ( Home Produksi ), kemudian disetorkan ke
perusahaan NARTI’S SILVER). Untuk menjadi karyawan dari Narti’s silver haruslah
mempunyai keahlian atau skill baik
itu pengrajin maupun staff kantor dan
administrasi.
2.3.6 Jenis Produk Yang Dihasilkan
Hasil
produksi dari perusahaan perak NARTI’S SILVER dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu :
1. Jenis
Perhiasan Wanita
Sebagai
contoh berupa : cincin, bros, gelang, kalung, liontin, anting-anting, dll.
2. Jenis
Perhiasan Pria
Jenis
perhiasan pria ini antara lain : cincin, gelang, kalung, dll.
3. Jenis Perhiasan / Peralatan Rumah Tangga
3. Jenis Perhiasan / Peralatan Rumah Tangga
Antara lain :
pigura, sendok, coffee set, tea set, dll.
4. Jenis
Hadiah
Antara lain :
vas, kotak pil, gantungan kunci, dll.
5. Jenis
Miniatur
Miniatur termasuk kapal, hewan,
kuil, kendaraan transportasi tradisional dan
rumah-rumah tradisional.
Dari bahan
baku perak murni, dapat dibuat menjadi bermacam-macam perhiasan maupun
peralatan rumah tangga yang dalam hal ini dapat dikategorikan menjadi 2 jenis,
yakni :
1.
perak solid/gilapan
Solid Silver
Kerajinan perak ini berbahan utama perak lempengan/lembaran perak. Material ini
lebih fleksibel untuk dibentuk atau digunakan membuat kerajinan perak. Biasanya
digunakan sebagai bahan utama untuk membuat perlengkapan makan dari perak
seperti nampan, piring, mangkok dan lain sebagainya. Selain itu juga sering
digunakan untuk membuat miniatur dan perhiasan-perhiasan.
2.
Perak
filigree/trap-trapan
Perak
Filigree atau yang di Kotagede sering
dikenal dengan istilah perak Trap adalah jenis kerajinan perak yang
bermaterial benang/kawat perak yang sangat lembut yang dipilin dan
dipres/dibuat plat. Benang-benang perak inilah yang digunakan untuk membuat
motif atau dekorasi kerajinan perak. Benang perak/filigree ini bukan hanya
digunakan untuk membuat perhiasan/asesories saja, tapi juga digunakan untuk
membuat bermacam-macam miniatur seperti miniatur becak, kereta kuda, harley
davidson dan juga bermacam-macam hiasan dinding seperti hiasan motif wayang dan
lain sebagainya. Sampai sekarang perak filigree masih mempunyai tempat di hati
penggemar perak karena jenis kerajinan inilah yang sampai sekarang belum bisa
digantikan oleh mesin. Dengan kata lain kerajinan perak filigree inilah
kerajinan perak yang benar-benar handmade (buatan tangan).
2.3.7 Proses Produksi
Dari bahan
baku perak murni, dapat dibuat menjadi bermacam-macam perhiasan maupun
peralatan rumah tangga yang dalam hal ini dapat dikategorikan menjadi 2 jenis,
yakni perak solid/gilapan dan perak filigree/trap-trapan, sebagai contoh ada :
cincin, kalung, gelang, sendok, garpu, hiasan dinding dan lain sebagainya.
Secara garis besar proses produksi kerajinan perak adalah sebagai berikut :
I. PROSES
PRODUKSI KERAJINAN PERAK SOLID/GILAPAN :
1.
Peleburan
Perak murni
yang merupakan bahan baku utama dilebur dengan campuran logam lain (tembaga
atau kuningan ± 7,5 %) sebagai bahan penolong/penguat. Proses ini untuk
menentukan kadar perak yang dikehendaki. Dari proses ini akan kita dapatkan
batangan-batangan perak, yang dalam proses berikutnya dapat kita buat menjadi
kawat ataupun lempengan perak dalam berbagai ukuran. Proses ini adalah proses
yang paling sulit pengerjaannya, karena cukup menguras tenaga melebur perak dan
tembaga atau kuningan.
2.
Palon
Palon adalah
bagian yang mengerjakan bentuk dasar dari kerajinan perak. Dalam proses ini,
batangan perak yang kita dapatkan tadi kita tempa hingga mendapatkan bentuk
yang lurus dan rata.
3.
Ondel
Adalah
merubah bentuk dasar yang telah diperoleh, menjadi bentuk yang dikehendaki.
4.
Tatah
Adalah bagian
yang mengerjakan ukiran untuk menghiasi barang kerajinan. Pada proses ini
diperlukan keahlian mengukir serta ketelitian.
5. Stel
Tugas bagian
stel adalah merangkaikan barang-barang yang telah diukir, sehingga menjadi
bentuk barang yang dikehendaki.
6.
Mbabar
Proses ini
akan menjadikan perak tersebut matang, dengan cara dibakar kemudian dimasukkan
ke dalam rebusan air tawas, secara berulang-ulang sampai putih bersih hingga
siap untuk dipoles atau disangling.
7.
Sangling atau Poles
Adalah proses
membuat mengkilat hasil kerajinan perak dengan cara digosok dengan ujung jarum
baja dan busa buah lerak. Dalam proses ini juga telah digunakan mesin pemoles,
biasanya untuk jenis produk perak solid atau gilapan.
II. PROSES PRODUKSI KERAJINAN PERAK FILIGREE/TRAP-TRAPAN.
1. Peleburan
Perak murni
yang merupakan bahan baku utama dilebur dengan campuran logam lain (tembaga
atau kuningan ± 7,5 %) sebagai bahan penolong/penguat. Proses ini untuk
menentukan kadar perak yang dikehendaki. Dari proses ini akan kita dapatkan
batangan-batangan perak, yang dalam proses berikutnya dapat kita buat menjadi
kawat ataupun lempengan perak dalam berbagai ukuran. Proses ini sama dengan proses
peleburan pada teknik solid.
2.
Pengurutan
Proses
pengubahan bahan baku perak (batangan) menjadi kawat perak berbagai ukuran.
Proses ini hanya terjadi pada perak filigree tidak terjadi pada perak solid.
3.
Pembuatan Pola/Ngrancang
Proses
pembuatan pola sesuai desain yang dikehendaki menggunakan
kawat yang berukuran lebih besar dari kawat yang digunakan untuk proses pembuatan isian/ornament, dengan dipres/diplepet dahulu (diameter 1,2 mm atau lebih).
4. Pembuatan Benang perak/Nampar & Mlepet
kawat yang berukuran lebih besar dari kawat yang digunakan untuk proses pembuatan isian/ornament, dengan dipres/diplepet dahulu (diameter 1,2 mm atau lebih).
4. Pembuatan Benang perak/Nampar & Mlepet
Proses
pembuatan benang perak dengan cara, 2 helai kawat perak atau lebih yang ukuran
diameternya kurang dari 0,21 mm dipilih menjadi satu, kemudian dipres/diplepet.
Penggunaan ukuran kawat disesuaikan dengan desain yang telah ditentukan.
5.
Pengisian Pola/Natrap
Proses
pengerjaan ornament atau hiasan dengan kawat isian ke dalam pola yang telah
jadi.
6.
Matri/Pengelasan
Proses
penyatuan kawat isian yang telah menjadi ornamen-ornamen pada pola, dengan cara
lebih dahulu ditaburi serbuk patri kemudian disemprot dengan api.
7.
Stel
Proses
merangkaikan/menggabungkan pola-pola yang telah terisi ornamen-ornamen sesuai
dengan desain yang telah ditentukan.
8.
Mbabar
Proses ini akan
menjadikan perak tersebut matang, dengan cara dibakar kemudian dimasukkan ke
dalam rebusan air tawas, secara berulang-ulang
sampai putih bersih hingga siap untuk dipoles / disangling.
sampai putih bersih hingga siap untuk dipoles / disangling.
9.
Sangling atau Poles
Adalah proses
membuat mengkilat hasil kerajinan perak dengan cara digosok dengan ujung jarum
baja dan busa buah lerak. Dalam proses ini juga telah digunakan mesin pemoles,
biasanya untuk jenis produk perak solid atau gilapan.
2.3.8 Saluran
Distribusi Yang Digunakan.
Dalam usaha
memasarkan barang-barang hasil kerajinan perak ke luar negeri, maka NARTI’S
SILVER menerapkan kebijaksanaan dengan mata rantai sebagai berikut :
1. Dari Produsen langsung ke Konsumen
Dalam hal ini
perusahaan NARTI’S SILVER selaku eksportir (eksportir produsen), yaitu produsen
langsung mengekspor barangnya ke konsumen akhir di luar negeri berdasarkan
pesanan. Hal ini juga berlaku untuk di
dalam negeri, perusahaan Narti’s silver selaku produsen mengirim barang atau
kerajinan perak ke konsumen sesuai pesanan baik itu di Jogjakarta maupun kota-kota lain di Indonesia .
2. Dari Produsen ke Importir.
Dalam hal ini
importer bertindak sebagai wholesaler untuk selanjutnya didistribusikan kepada
pengecer di luar negeri.
3. Dari Produsen kepada Eksportir di Yogyakarta kemudian kepada Importir.
Dalam hal ini
perusahaan NARTI’S SILVER selaku produsen mengirim barang ke eksportir yang ada
di Jogjakarta sesuai pesanan kemudian eksportir menyerahkan ke importir di luar
negri kemudian importir ke konsumen akhir.
4. Dari Produsen dibeli wisatawan asing yang datang ke Yogyakarta kemudian dibawa ke luar negeri.
Dalam hal ini
perusahaan tidak mengekspor barang namun melainkan wisatawan itu datang sendiri
ke toko kemudian mebeli kerajinan yang di inginkan kemudian dibawa ke luar
negeri.
5.
Dari produsen langsung dibeli oleh pembeli atau wisatawan domestik
Dalam hal ini
NARTI’S SILVER selaku produsen menjual kerajinan perak yang ia hasilkan
langsung kepada pembeli atau wisatawan domestik yang datang langsung ke
perusahaan atau toko.
6. Dari Produsen dibeli Eksportir luar Yogyakarta, baru kemudian dikirim ke luar negeri.
Dalam hal ini
hampir sama dengan poin 3 (tiga) namun yang membedakan adalah eksportirnya jika
pada poin 3 9 ( tiga ) eksportirnya berasal dari Yogyakarta tapi pada poin ini
eksportirnya berada di luar kota Jogjakarta dan untuk selanjutnya sama dengan
poin 3 ( tiga ).
7.
Dari Produsen dikumpulkan oleh Koperasi kemudian dibeli Eksportir dan dijual ke
luar negeri.
Hampir sama
dengan poin –poin di atas namun bedanya produsen tidak langsung berhunbungan
dengan eksportir melainkan melalui perantara koperasi.
2.3.9 Strategi Pemasaran
a. Periklanan
1.
Mencetak brosur.
2.
Mencetak stiker.
3.
Mencetak kalender.
4.
Mencetak kaos.
5.
Pemasangan papan nama.
b. Promosi
Penjualan
1.
Pameran
2.
Potongan Harga
3.
Melalui internet :
1.
Via web yaitu
dalam
2.
Via sosial network yaitu
melalui facebook @ Narti's Silver Kotagede Jogja
3.
Via e-mail:
nartis@indosat.net.id
I.
Daerah Pemasaran dan Persaingan
Daerah
pemasaran untuk produk yang dihasilkan oleh NARTI’S SILVER meliputi
daerah-daerah seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Ujungpandang, dan juga
Yogyakarta sendiri. Sedangkan untuk daerah pemasaran luar negeri meliputi
Negara-negara di Asia, Eropa, Amerika, Australia. Dalam memasarkan produknya,
NARTI’S SILVER banyak menghadapi para pesaing yang ada. Seperti kita tahu bahwa
di daerah Kotagede banyak perusahaan sejenis dan letaknya berdekatan satu sama
lain. Hal ini membuktikan bahwa persaingan itu sangat kuat dan ketat. Namun
NARTI’S SILVER mampu bertahan dan bersaing dengan baik karena narti’s silver
mempunyai produk-produk yang khas dan berkualitas baik.
Dalam
menghadapi persaingan ini perusahaan perak NARTI’S SILVER menggunakan beberapa
cara agar dapat bertahan di dalam pasarnya, yaitu :
1. Menjaga
kualitas
2. Pemberian
harga yang relatif lebih murah
3. Penjualan
secara kredit
2.3.10. Visi
& Misi Perusahaan
Visi:
“MEMBANGUN SEBUAH PERUSAHAAN PENGHASIL KERAJINAN PERAK
YANG MEMILIKI KWALITAS PRODUK SERTA DAYA SAING YANG TINGGI”
Misi:
“MEMAKSIMALKAN KEMAMPUAN DAN KEUNGGULAN DALAM DESAIN,
PROSES PRODUKSI, MANAJERIAL SERTA PELAYANAN KEPADA PARA KONSUMEN”
2.3.11 Sistem pengendalian intern
Untuk menghindari terjadinya praktek-praktek yang salah
dalam perusahaan, perusahaan Narti’s Silver melakukan beberapa untuk
menghindarinya, salah satunya dengan cara mengadakan perputaran jabatan ( job rotation ). Job rotation ini dilakukan dalam kurun waktu yang tidak tentu,
tetapi pasti atau rutin dilakukan. Perputaran jabatan bertujuan untuk
menciptakan praktik yang sehat dalam perusahaan dan untuk menghindari
terjadinya korupsi.
2.3.12 Sistem penjualan
Dalam
hal sistem penjualan NARTI’S SILVER melayani sistem penjualan tunai maupun
kredit. Transaksi penjualan tunai
terdiri dari : over the counter
sale, cash on delivery sale, credit card sale. Dan untuk penjulan kredit
Narti’s Silver melakukan penjualan kredit dengan menggunakan kartu kredit yang
dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Dalam hal sistem penjualan Narti’s Silver
termasuk perusahaan yang uptodate
terhadap perkembangan zaman, terbukti NARTI’S SILVER juga melayani sistem
penjualan online, dimana sistem ini sedang marak
digunakan, Narti’s Silver pun tak ingin ketinggalan sistem yang tergolong
baru ini demi meningkatkan penjualannya dan memudahkan konsumen untuk
berbelanja kerajinan perak Narti’s Silver.
Penjualan di
Narti’s Silver dapat dikatakan tidak pernah mengalami kemerosotan yang sangat
drastic, hal itu dapat terjadi karena sistem yang digunakan di perusahaan
tersebut baik dan tepat. Serta Narti’s Silver selalu menjaga kualitas perak
mereka agar para pelanggan dan konsumen puas, mereka selalu menggunakan perak
925% setiap kerajinan yang mereka produksi. Dan Narti’s Silver juga melakukan
berbagai macam promosi untuk meningkatkan penjualan mereka, yaitu : mengikuti
pameran, memberikan potongan harga, serta promosi di internet.
2.3.12
Sistem
pembelian
Sistem pembelian di perusahaan Narti’s Silver ini
berfungsi untuk membeli barang-barang yang akan digunakan untuk proses produksi
maupun untuk digunakan sebagai barang dagang.
Sistem pembelian ini lah yang akan menentukan supplyer yang akan
digunakan. Dalam hal bahan baku perusahaan Narti’s Silver telah bekerja sama
dengan PT. Aneka Tambang dan didistribusikan melalui Koperasi
Pengrajin dan Pengusaha Perak Yogyakarta (KP3Y) dan NARTI’S SILVER juga membeli
dari pihak swasta yang sudah menjadi supplyer tetap, sehingga kualitas bahan
baku tetap terjaga. Bagian pembelian juga melakukan pembelian berupa
kerajinan-kerajinan perak ( cincin,gelang dan kalung ) dari para supplyer tetap
karena tidak semua kerajian perak yang di jual perusahaan Narti’s Silver di
produksi sendiri ada beberapa yang di pasok dari supplyer tetap yang tentunya
telah memenuhi standar perak Narti’s Silver sehingga kualitas nya sama dengan
yang mereka produksi sendiri.
2.3.14 Sistem penggajian & pengupahan
Dalam hal memberikan kompensasi kepada para karyawannya
NARTI’S SILVER menggunakan sistem penggajian dan juga menggunakan sistem
pengupahan.
1.
Sistem
penggajian
Sistem penggajian digunakan untuk menggaji Staff Kantor dan Administrasi meliputi: bagian
penjualan, pemasaran, administrasi dan security.
Gaji karyawan merupakan gaji tetap dan dibayar setiap satu bulan sekali.
2.
Sistem pengupahan
Sistem
pengupahan yang digunakan adalah upah borongan. Sistem upah borongan ini
digunakan pada bagian produksi atau para pengrajin. Upah borongan ini
dibayarkan setiap borongan selesai di produksi. Sistem upah borongan ini
dihitung /unit yang dihasilkan . Setiap unit yang dihasilkan di upah dengan
upah yang berbeda-beda sesuai dengan motif dan tingkat kerumitannya. Biasanya
untuk motif yang sederhana diupah Rp.10.000/unit. Biasanya barang yang
dihasilkan seperti cincin, gelang, kalung, dll.
Sedangkan untuk motif yang rumit diupah sebesar Rp.13.000/unit. Seperti
miniatur-miniatur ( becak,wayang, kapal,candi prambanan dll.) jika pada bagian
karyawan yang diberikan kompensasi dengan system penggajian, mereka digaji
pasti setiap satu bulan sekali dengan nominal yang sama tiap bulannya (kecuali jika ada kenaikan gaji ataupun ada
bonus yang diberikan), berbeda hal nya dengan bagian produksi, mereka diupah
pada nominal dan waktu yang tidak tetap, karena sesuai dengan borongan yang
mereka kerjakan, jika borongan selesai maka upah akan diberikan. Namun Narti’s
Silver tidak ingin membuat para karyawannya harus menunggu waktu yang lama
untuk mendapatkan upahnya maka Narti’s silver menggunakan sistem upah borongan
jadi setiap bulannya para pengrajin mendapatkan upah sesuai dengan jumlah atau
unit kerajinan yang mereka hasilkan.
2.3.15 Sistem
penerimaan dan pengeluaran kas
1.
Sistem penerimaan kas
Penerimaan kas perusahaan Narti’s Silver berasal dari dua
sumber utama,yaitu : penerimaan kas dari penjualan tunai ( terdiri dari : over the counter sale, cash on delivery
sale, credit card sale ) dan penerimaan dari kas piutang. Sistem penerimaan
kas erat kaitannya dengan system penjualan. Sistem penerimaan kas sama halnya dengan pendapatan.
Besarnya jumlah penerimaan kas ( pendapatan) tergantung dari besarnya pendapatan bagian penjualan atau besarnya
penjualan. Dalam satu bulan perusahaan Narti’s Silver dapat mendapatkan omset
sekitar Rp.200.000.000,00.
2.
Sistem
pengeluaran kas
Untuk melaksanakan pengeluran ada dua sistem yang dapat
dilakukan perusahaan Narti’s Silver yaitu : sistem akuntansi pengeluaran kas
dengan cek dan sistem pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem dana kas kecil. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan
dengan cek biasanya karena jumlahnya relative kecil, sehingga dilaksanakan
melalui dana kas kecil. Perusahaan Narti’s silver menggunakan kedua-duanya,
Narti’s silver menggunakan dengan sistem cek apabila transaksi tersebut
menggunakan dana yang cukup besar, misalnya pembelian bahan baku kepada PT.
Aneka Tambang dan para supplyer sedangkan apabila transaksi tersebut tergolong
kecil maka perusahaan Narti’s Silver menggunakan dengan sistem dana kecil.
2.4 Kunjungan
ke Keraton Kesultanan Yogyakarta – Yogyakarta
2.4.1
Sejarah Keraton Yogyakarta
Sebelum
Paku Buwono II wafat,, kekuasaan seluruh tanah jawa telah diserahkan
kepada VOC (16 Desember 1749). Karena
itulah yang menobatkan/mengangkat raja-raja di Jawa keturunan Paku Buwono II
adalah VOC. Setelah Paku Buwono II wafat, Belanda mengangkat Raden Mas Suryadi
(Putra Mahkota) sebagai Sunan Paku Buwono III. Ia akhirnya menjadi boneka ,
karena menurut kontrak politik, raja tersebut hanya berkedudukan sebagai
peminjam tanah VOC.
Pada masa
pemerintahan Paku Buwono III ini, perlawanan Pangeran Mangkubumi (Adik Paku
Buwono II sekaligus sebagai penasehat kepercayaannya) terhadap Belanda semakin
menghebat. Dalam setiap pertempuran pasukan Belanda selalu terdesak oleh
serangan Pangeran Mangkubumi. Bahkan ketika terjadi pertempuran sengit di
sungai Bogowonto, semua pasukan Belanda termasuk komandannya mati terbunuh.
Akhirnya Belanda meminta Pangeran Mangkubumi untuk berunding.
Perundingan/Perjanjian
itu dilakukan antara ketiga pihak, yaitu Pangeran Mangkubumi, Paku Buwono III
dan Belanda/VOC. Perjanjian itu diadakan di desa Giyanti (Salatiga) pada
tanggal 13 Februari 1755, maka disebut perjanjian Giyanti. Akibat dari
perjanjian itu, kerajaan Mataram dibagi menjadi dua bagian, yaitu Kraton
Kasunan Surakarta dan Kraton Kaultanan Yogyakarta.
Dengan
daerah barunya itu maka pada tahun 1756 Pangeran Mangkubumi mendirikan kerajaan
Mataram Yogyakarta di wilayah Beringan. Dan Kemudian beliau bergelar Sri Sultan
Hamengkubuwono I. Gelar lengkapnya adalah: Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang
Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Ngalogo Ngabdurahman Sayidin
Panotogomo Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping I Ing Ngayogyakarta
Hadiningrat.
2.4.2
Fungsi Keraton Yogyakarta
1. sebagai tempat tinggal raja dan keluarganya
2. Sebagai pusat pemerintahan
3. Sebagai pusat kebudayaan dan
pengembangannya
4. Pada jaman kemerdekaan, mulai dibuka untuk
kepentingan umum, seperti kegiatan pariwisata, kegiatan ilmu pengetahuan, serta
kegiatan lain yang ada hubungannya dengan kepentingan masyarakat.
5. Merupakan museum perjuangan bangsa, karena
Yogyakarta dengan kratonnya pernah digunakan sebagai tempat kegiatan perjuangan
fisik maupun kegiatan pemerintahan ketika ibukota Republik Indonesia berada di
Yogyakarta.
2.4.3
Raja-raja Kesultanan Keraton Yogyakarta
1. SRI
SULTAN HAMENGKU BUWONO I
Nama Kecil
: Bendara Raden Mas Sujono
Tanggal
lahir : 4 Agustus 1717
Naik tahta
: 13 februari 1792
Wafat : 24 maret 1792
Permaisuri
:
1. Gusti
Kanjeng Ratu Kencana, putri dari Bendara Pangeran Harya Diponegoro (putra sunan
Paku Buwono I ), di Madiun
2. Gusti
Kanjeng Ratu Tegalrejo, putri dari Kyai/Nyai Hageng Drepoyudo yang disemayamkan
di Majanjati, Sragen serta Kuncen Yogyakarta.
Jumlah
istri termasuk permaisuri adalah 25 orang dan jumlah putra putrinya adalah 32
orang.
2. SRI
SULTAN HAMENGKU BUWONO II
( Putra ke
5 atau putra sulung dari Gusti Kanjeng Ratu Kadipaten)
Nama Kecil
: Gusti Raden Mas Sundoro
Tanggal
lahir : 7 Maret 1750
Naik tahta
: 2 April 1792
Wafat : 3 Januari 1828
Permaisuri
:
1. Gusti
Kanjeng Ratu Kedhaton
2. Gusti
Kanjeng Ratu Hemas
3. Gusti
Kanjeng Ratu Kencana Wulan
4. Gusti
Kanjeng Ratu Sultan
Jumlah
istri termasuk permaisuri dalah 28 orang, dan jumlah putra putri seluruhnya 80
rang)
3. SRI
SULTAN HAMENGKU BUWONO III
(Putra ke
lima/ putra sulung dari permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Kedhaton)
Nama Kecil
: Gusti Raden Mas Surojo
Tanggal
lahir : 20 Februari 1769
Naik tahta
: 12 Juni 1812
Wafat : 3 November 1814
Permaisuri
:
1. Gust
Kanjeng Ratu Kencana yang kemudian bergelar Gusti Kanjeng Ratu Hageng
2. Gusti
Kanjeng Ratu Hemas
3. Gusti
Kanjeng Ratu Wandhan
Seluruh
istri termasuk permaisuri berjumlah 25 orang, dan jumlah putra-putri adalah 32
orang.
4. SRI
SULTAN HAMENGKU BUWONO IV
(Putra ke
18/ putra bungsu dari Gusti Kanjeng Ratu Hageng)
Nama Kecil
: Gusti Raden Mas Ibnu Jarot
Tanggal
lahir : 3 April 1804
Naik tahta
: 10 November 1814
Wafat : 26 Desember 1823
Permaisuri
: Gusti Kanjeng Ratu Kencono yang
kemudian bergelar Gusti Kanjeng Ratu Hageng, putri dari Raden Adipati Danurejo
II (Pepatih dalem di Kraton Yogyakarta)
Aeluruh
istri termasuk permaisuri ada 9 orang, dan jumlah putra-putri seluruhnya 18
orang.
5. SRI
SULTAN HAMENGKU BUWONO V
(Putra
keenam/ Putra ke dua dari Gusti Kanjeng Ratu Kencono)
Nama Kecil
: Gusti Raden Mas Gathot Menol
Tanggal
lahir : 24 Januari 1820
Naik tahta
: 19 Desember 1823
Wafat : 5 Juni 1855
Permaisuri
:
1. Gusti
Kanjeng Ratu Kencono
2. Gusti
Kanjeng Ratu Kedhaton
Seluruh
istri termasuk permaisuri berjumlah 5 orang dan jumlah putra-putri seluruhnya 9
orang.
6. SRI
SULTAN HAMENGKU BUWONO VI
(Adik dari
Sri Sultan Hamengku Buwono V)
Nama Kecil
: Gusti Raden Mas Mustojo
Tanggal
lahir : 10 Agustus 1821
Naik tahta
: 5 Juli 1855
Wafat : 20 Juli 1877
Permaisuri
:
1. Gusti
Kanjeng Ratu Kencono yang kemudian bergelar Gusti Kanjeng Ratu Hamengku Buwono
2. Gusti
Kanjeng Ratu Sultan yang kemudian bergelar Gusti Kanjeng Ratu Hageng
Seluruh
istri termasuk permaisuri adalah 10 orang dan jumlah putra-putri seluruhya 23
orang.
7. SRI
SULTAN HAMENGKU BUWONO VII
(Putra
pertama/ Putra sulung dari permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Sultan)
Nama Kecil
: Gusti Raden Mas Murtejo
Tanggal
lahir : 4 Februari 1839
Naik tahta
: 13 Agustus 1877
Turun
Tahta : 29 Januari 1921
Wafat : 30 Desember 1921
Permaisuri
:
1. Gusti
Kanjeng Ratu Kencono, kemudian diasingkan lalu bergelar Gusti Kanjeng Ratu Wandhan.
2. Gusti
Kanjeng Ratu Hemas, lalu bergelar Gusti Kanjeng Ratu Hageng
3. Gusti
Kanjeng Ratu Kencono
Seluruh
istri termasuk permaisuri berjumlah 28 orang dan jumlah putra-putri seluruhya
adalah 78 orang.
8. SRI
SULTAN HAMENGKU BUWONO VIII
(Putra ke
23/ putra ke 5 Gusti Kanjeng Ratu Hemas)
Nama Kecil
:
Gusti Raden Mas Sujadi
Tanggal
lahir : 3 Maret 1880
Naik tahta
: 8 februari 1921
Wafat : 22 Oktober 1939
Permaisuri
:
Kanjeng Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegoro (putri dari Sri Sultan
Hamengku Buwono VI)
Seluruh
istri termasuk permaisuri ada 8 orang dan putra-putri berjumlah 41 orang)
9. SRI
SULTAN HAMENGKU BUWONO IX
(satu-satunya
putra dari permaisuri)
Nama Kecil
: Gusti Raden Mas Dorojatun
Tanggal
lahir : 12 April 1912
Naik tahta
: 18 Maret 1940
Wafat : 3 Oktober 1988
Permaisuri tidak ada, istri selir ada lima, yaitu:
1. Kanjeng
Raden Ayu Pintoko Purnomo Hamengku Buwono IX
2. Kanjeng
Raden Ayu Widyaningrum HamengkuBuwono IX
3. Kanjeng
Raden Ayu Hastungkoro Hamengku Buwono IX
4. Kanjeng
Raden Ayu Ciptomurti Hamengku Buwono
5. Kanjeng
Raden Ayu Norma Nindya Kirana Hamengku Buwono IX
10. SRI
SULTAN HAMENGKU BUWONO X
(Putra ke
lima/ Putra ke dua dari Garwa Ampeyan Kanjeng Ratu Ayu Widyaningrum
Hamengkubuwono IX)
Nama Kecil
: Bendara Raden Mas Herjuno
Darpito
Tanggal
lahir : 2 April 1946
Naik tahta
: 7 Maret 1989
Permaisuri
:
Bendara Raden Ayu Attik Mangkubumi yang bergelar Gusti Kanjeng Ratu
Hemas (putri dari Kolonel R. Supono Digdosastropranoto)
Putra
dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X ada 5, semuanya perempuan. Pada tanggal 3
Oktober 1998 dilantik menjadi Gubernur DI. Yogyakarta hingga sekarang.
2.4.4
Bagian-bagian Dari Keraton Yogyakarta
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
adalah salah satu aset kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Keraton
yang berlokasi di hutan Garjitawati, desa Beringin dan Pacetokan, ini mulai
dibangun pada tahun 1755, dan terus berlanjut hampir 40 tahun kemudian, selama
masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I. Di sinilah pusat perkembangan
kebudayaan, khususnya kebudayaan Jawa.
Luas Keraton mencapai kurang lebih 14.000 m2, dan terdiri dari 7
bagian. Mengapa 7? Ada satu asumsi peninggalan agama Hindu, bahwa angka 7
merupakan angka yang sempurna. Hal ini juga sesuai dengan prinsip kosmologi
Jawa, bahwa dunia terdiri dari 3 lapisan, yaitu dunia atas, tempat
bersemayamnya para dewa dan supreme being; dunia tengah, tempat manusia; dan
dunia bawah, tempat dimana kekuatan-kekuatan jahat bersemayam. Dunia atas dan
bawah masing-masing terdiri dari 3 bagian, sehingga lapisan dunia ini pun
menjadi 7 lapisan.
Ketujuh
bagian (seven steps to heaven) Keraton adalah:Lingkungan I : Alun-alun Utara sampai Siti Hinggil Utara
Lingkungan II : Keben atau Kemandungan Utara
Lingkungan III : Srimanganti
Lingkungan IV : Pusat Keraton
Lingkungan V : Kemagangan
Lingkungan VI : Kemagangan Kidul (Kemagangan Selatan)
Lingkungan VII : Alun-alun Selatan sampai Siti Hinggil Selatan
Sembilan Gerbang = Sembilan Lubang di Tubuh Manusia
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki 9 buah gerbang/ pintu
masuk, yang masing-masing menghubungkan 9 pelataran yang ada di wilayah
Keraton. Sembilan gerbang itu sendiri melambangkan 9 buah lubang di tubuh
manusia. Jika seseorang mampu menutup seluruh lubang yang ada di tubuhnya, maka
ia dianggap telah mencapai tingkat meditasi tertinggi.
Kesembilan
gerbang itu adalah:1. Gerbang Pangarukan
2. Gerbang Tarub Hagung
3. Gerbang Brajanala
4. Gerbang Srimanganti
5. Gerbang Danapratapa
6. Gerbang Kemagangan
7. Gerbang Gadung Mlati
8. Gerbang Kemandungan
9. Gerbang Plengkung Gading
Pola Konsentris Tata Ruang dan Makna Arsitektur Keraton.
Kalau kita potret seluruh kompleks Keraton Yogyakarta, maka akan
jelas terlihat bahwa semua bagian di dalamnya membentuk suatu pola/tatanan yang
konsentris. Dalam tatanan ini kedudukan titik pusat sangat dominan, sebagai
penjaga kestabilan keseluruhan tatanan.
Pada keraton-keraton Dinasti
Mataram, keberadaan pusat ini diwujudkan dalam bentuk Bangsal Purbayeksa/
Prabuyasa, yang berfungsi sebagai persemayaman pusat kerajaan dan tempat
tinggal resmi raja. Bangsal ini dikelilingi oleh pelataran Kedaton, kemudian
berturut-turut adalah pelataran Kemagangan, Kemandungan, Siti Hinggil, dan
Alun-Alun pada lingkup terluar.
Lapisan
Terluar
Pada lapisan ini terdapat
Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan. Di Alun-alun Utara terdapat Masjid
Agung, Pekapalan, Pagelaran, dan Pasar, yang seluruhnya membentuk Catur Gatara
Tunggal. Sedangkan di Alun-alun Selatan, terdapat sebuah Kandang Gajah.
Satu ciri utama dari Alun-alun
adalah, adanya dua buah pohon beringin bernama “Wok”, yang berarti gadis. Di
tengah Alun-alun juga ada dua pohon beringin, yang ditutupi oleh dinding. Kedua
pohon ini dinamakan “Supit-urang” (Supit artinya khitanan). Supit-urang itu
melambangkan bagian yang paling rahasia dari tubuh manusia. Itulah kenapa kedua
pohon itu ditutupi oleh dinding.
Alun-alun dibatasi oleh pohon
Pakel dan Kuweni (keduanya adalah jenis mangga). Dalam bahasa Jawa, Pakel sama
artinya dengan akil-balik, yang melambangkan kedewasaan. Dan Kuweni diambil
dari kata ‘wani’ yang berarti berani.
Lapisan
Kedua
Pada lapisan ini terdapat Siti
Hinggil Utara dan Siti Hinggil Selatan. Dalam bahasa krama hinggil, kata “siti”
berarti tanah, dan “hinggil” berarti tinggi. Jadi secara harafiah Siti Hinggil
artinya adalah tanah tinggi. Tapi maksud sebenarnya adalah lokas dan posisi
bangsal dengan lingkungannya lebih tinggi dari bangsal-bangsal yang ada di
sekitarnya.
Di Siti Hinggil Utara terdapat
antara lain, Bangsal Witana dan Bangsal Manguntur, yang digunakan sultan untuk
upacara kenegaraan. Sedangkan di Siti Hinggil Selatan, kita akan menemukan
sebuah “bangsal” (ruangan terbuka), yang dipergunakan untuk kepentingan sultan
yang sifatnya lebih privat, seperti menyaksikan latihan keprajuritan, sampai
adu macan dengan manusia (rampogan) atau banteng. Di tengah-tengah bangsal
tersebut terdapat “gilang” (semacam pendopo), yang digunakan sebagai singgasana
sultan. Siti Hinggil dikelilingi oleh pohon gayam, melambangkan anak muda yang
sedang jatuh cinta, merasa aman, dan bahagia. Sementara bagian halamannya
ditanami pohon mangga dan soka, yang memiliki bunga sangat indah, dan
melambangkan asal-usul manusia.
Siti Hinggil dikelilingi oleh jalan yang disebut “Pamengkang”
(melambangkan kedua kaki manusia). Pamengkang berasal dari kata “mekangkang”,
yang berarti posisi kaki kita ketika direntangkan melebar.
Lapisan
Ketiga
Pada lapisan ini terdapat
Pelataran Kemandungan Utara dan Pelataran Kemandungan Selatan, yang merupakan
ruang transisi menuju pusat. Kemandungan itu sendiri berasal dari kata
“ngandung” yang berarti kehamilan.
Pada Pelataran Kemandungan Utara
kita akan menemukan salah satunya adalah Bangsal Pancaniti, dan di Pelataran
Kemandungan Selatan terdapat Bangsal Kemandungan. Secara harafiah, Bangsal
Pancaniti berarti memeriksa lima. Di sinilah Sultan melakukan pengadilan.
Bangsal ini juga digunakan oleh sebagian Abdi Dalem menunggu untuk menghadap
Sultan.
Pada dinding sebelah kanan dan
kiri Kemandungan ada dua buah pintu yang membawa kita menuju lorong keluar.
Keduanya melambangkan pengaruh negatif yang dapat membahayakan seorang anak.
Bagian halaman Kemandungan
ditanami oleh pohon Kepel, Cengkirgading, Pelem, dan Jambu Dersana. Pemilihan
jenis pohon ini juga bukan tanpa makna. Kepel berasal dari kata berbahasa Jawa,
“kempel” yang berarti bersatu. Cengkirgading adalah jenis kelapa yang paling
indah, kecil, dan berwarna kuning. Ia digunakan untuk upacara “nujuh bulan”
(sebuah upacara ketika seorang anak menginjak usia 7 bulan). Pelem berasal dari
kata “gelem”, berarti saling pengertian. Sedangkan jambu Dersana berasal dari
kata “darsana” yang berarti hal terbaik dari seorang manusia.
Lapisan
Keempat
Di sebelah utara, kita akan
menemukan Pelataran Srimanganti, tempat Sultan sering menerima tamu yang tidak
terlalu formal dan semi formal. Di wilayah ini terdapat antara lain Bangsal
Trajumas di sisi utara, dan Bangsal Srimanganti di sisi selatan, yang berfungsi
sebagai ruang tunggu untuk menghadap raja. Untuk masuk ke Pelataran Srimanganti,
kita harus terlebih dulu melewati Gerbang Srimanganti.
Di sebelah selatan lapisan ini
terdapat Pelataran Kemagangan. Kemagangan berasal dari kata berbahasa Jawa,
“magang”, yang berarti kedatangan. Kalau kita berjalan dari arah selatan
(Alun-alun Selatan), maka untuk masuk ke dalam Pelataran Kemagangan ini kita
harus melewati Gerbang Gadung Mlati. Arti kata Gadung Mlati itu sendiri adalah
bayi akan dilahirkan. Makanan untuk bayi itu pun sudah disiapkan. Hal ini
disimbolkan dengan keberadaan dapur Gebulen dan Sekullanggen, di sisi kiri dan
kanan pelataran.
Pusat
Konsentrik
Pusat konsentrik dari tata ruang
keraton adalah Pelataran Kedaton yang merupakan tempat paling dalam dan
keramat. Pelataran Kedaton merepresentasikan gunung keramat, tempat bersemayamnya
para dewa. Di pusatnya terdapat rumah segala pusaka milik Keraton, Prabayeksa,
dan Bangsal Kencana, tempat dimana Sultan bertahta dan memerintah sepanjang
tahun. Di tempat ini Sultan menerima tamu paling penting setara Presiden dan
Gubernur.
Di komplek ini jugalah Sultan dan
keluarganya tinggal. Tempat tinggal Sultan kita kenal dengan nama Gedong Jene,
terletak di sebelah utara Kedaton. Kedaton itu sendiri merupakan simbol
kedewasaan pikiran dan jiwa seorang manusia. Bila kita selalu bersikap baik dan
melayani, berpikiran dan berhati baik, kita akan memperoleh segala sesuatu
sesuai dengan apa yang kita harapkan sesuai dengan cita-cita dan ambisi kita.
Itulah makna Kedaton.
2.4.5
Kraton Yogyakarta sebagai tempat Pariwisata
Kraton
Yogyakarta dibuka untuk kegiatan wisata pukul 09.00-14.00. Untuk masuk ke dalam
kraton tersebut maka dikenakan biaya tiket. Tiket masuk untuk wisatawan lokal
adalah Rp 7.000 sedangkan untuk wisatawan asing adalah Rp 12.500. Adapun bagi pengunjung yang membawa kamera
dan ingin mendokumentasikan kunjungannya di Kraton tersebut maka harus membayar
Rp. 1.000 dan setelah itu mendapatkan kertas berwarna hijau yang digelangkan di
tangan sebagai bukti bahwa orang tersebut mendapat izin untuk berfoto-foto.
Setiap
wisatawan yang berkunjung ke Kraton Yogyakarta akan didampingi oleh tour guide. Wisatawan akan diajak
berkeliling-keliling Kraton dan dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan kraton. Adapun peraturan-peraturan yang harus ditaati selama berada
didalam Kraton yaitu:
1.
Pengunjung harus berpakaian yang sopan
2.
Tidak boleh mengambil foto bagian-bagian dalam
kraton yang ada larangannya
3.
Tidak boleh berjalan dilokasi-lokasi yang ada
tulisan dilarang melintasi atau berjalan dilokasi tersebut
4.
Pengunjung dilarang memegang benda-benda yang
dilarang untuk dipegang
2.5 Sentra
Kegiatan Jual Beli di Pasar Tradisional Yogyakarta “Malioboro” – Yogyakarta
Jalan
Malioboro adalah saksi sejarah perkembangan Kota Yogyakarta dengan melewati
jutaan detik waktu yang terus berputar hingga sekarang ini. Membentang panjang
di atas garis imajiner Kraton Yogyakarta, Tugu dan puncak Gunung Merapi.
Malioboro adalah detak jatung keramaian kota Yogyakarta yang terus berdegup
kencang mengikuti perkembangan jaman. Sejarah penamaan Malioboro terdapat dua
versi yang cukup melegenda, pertama diambil dari nama seorang bangsawan Inggris
yaitu Marlborough, seorang residen Kerajaan Inggris di kota Yogjakarta dari
tahun 1811 M hingga 1816 M. Versi kedua dalam bahasa sansekerta Malioboro
berarti “karangan bunga” dikarenakan tempat ini dulunya dipenuhi dengan
karangan bunga setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Lebih dari 250 tahun yang
lalu Malioboro telah menjelma menjadi sarana kegiatan ekonomi melalui sebuah
pasar tradisional pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I. Dari
tahun 1758 – sekarang Malioboro masih terus bertahan dengan detak jantung
sebagai kawasan perdagangan dan menjadi salah satu daerah yang mewakili wajah
kota Yogyakarta
Sepanjang
jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang berkunjung di
kawasan ini, menikmati pengalaman wisata belanja sepanjang bahu jalan yang
berkoridor (arcade). Dari produk kerajinan lokal seperti batik, hiasan rotan,
wayang kulit, kerajinan bambu (gantungan kunci, lampu hias dan lain sebagainya)
juga blangkon (topi khas Jawa/Jogja) serta barang-barang perak, hingga pedagang
yang menjual pernak pernik umum yang banyak ditemui di tempat lain. Pengalaman
lain dari wisata belanja ini ketika terjadi tawar menawar harga, dengan
pertemuan budaya yang berbeda akan terjadi komunikasi yang unik dengan logat
bahasa yang berbeda. Jika beruntung, bisa berkurang sepertiga atau bahkan
separohnya. Tak lupa mampir ke Pasar Beringharjo, di tempat ini kita banyak
dijumpai beraneka produk tradisional yang lebih lengkap. Di pasar ini kita bisa
menjumpai produk dari kota tetangga seperti batik Solo dan Pekalongan. Mencari
batik tulis atau batik print, atau sekedar mencari tirai penghias jendela
dengan motif unik serta sprei indah bermotif batik. Tempat ini akan memuaskan
hasrat berbelanja barang-barang unik dengan harga yang lebih murah. Berbelanja
di kawasan Malioboro serta Beringharjo, pastikan tidak tertipu dengan harga
yang ditawarkan. Biasanya para penjual menaikkan harga dari biasanya bagi para
wisatawan.
Menariknya, para penjual di sepanjang
Pasar Malioboro tidak dikenakan tarif sewa kios jual, tidak sama seperti pasar
lainnya yang setiap penjual dikenakan tarif sewa oleh pemilik pasar. Diketahui
dari bapak Budi salah satu penjual batik di Pasar Malioboro, beliau mengatakan
tidak ada tariff sewa kios setiap kali beliau berjualan yang sudah masuk tahun
ke 15. Barang yang beliau jual meliputi Batik, Baju Batik, Blangkon, Pakaian
adat Abdi Keraton, dll. Barang jualan didapatkan dari pengepul pasar yang sudah
beliau percaya dari semenjak pertama berjualan. Diakui bapak Budi, penghasilan
yang bisa didapatkan dalam waktu satu bulan adalah sebesar Rp300.000 pada hari
biasa, namun apabila pada hari libur dan banyak wisatawan berkunjung,
penghasilan dapat bertambah 2 kali lipat daripada biasannya.
2.6 Sentra Produksi
Sepatu Kulit di Cibaduyut “GRUTTY
SHOES” – Bandung
Cibaduyut Bandung berada di
daerah selatan Bandung kira kira dari pusat kota sekitar 30 menit. Kawasan ini
awalnya terkenal dengan sentral sepatu kulit. Untuk menuju ke Cibaduyut
tidak sulit. Di tandai dengan patung sepatu yang besar di depan perempatan sebelum
memasuki jalan Cibaduyut Bandung. Dengan adanya patung yang Sepatu memudahkan
untuk para pengunjung untuk bisa sampai ke cibaduyut bandung, karena patung
sepatu merupakan lambang atau ciri khas dari jalan cibaduyut dan patung sepatu
satu-satunya yang ada di kota Bandung. Pantung sepatu cibaduyut merupakan akses
pintu masuk menuju dari jalan Cibaduyut Bandung.
Sepanjang Jalan
Cibaduyut Bandung banyak berdiri toko toko yang menjual dan menerima
pesanan sepatu. Semua ukuran sepatu dapat dibuatkan di sini. Daerah ini
terkenal karena harga yang mereka tawarkan cukup murah, dan kwalitas yang cukup
bagus
2.6.1.
Profil Grutty Shoes
Grutty Shoes adalah sebuah toko/mall yang
khusus menjual sepatu dan tas buatan Cibaduyut. Mereka juga memiliki beberapa
kios yang menjual pakaian, makanan, dll., serta sebuah tempat parkir di dalam
area yang sama. Meskipun mereka memajang produk-produknya, pengunjung dapat meminta
katalog untuk melihat koleksi lengkapnya.
Grutty
Shoes & Bags adalah perusahaan pabrikasi bermacam-macam alas kaki, tas
seminar dan traveller. Dengan menjaga kualitas yang prima serta mutu yang
terjamin siap melayani permintaan customer sesuai kebutuhan. Gigih, Rajin,
Ulet, Tekun, Tabah, Yakin adalah motto grutty.
Lokasi
|
:
|
Jl. Cibaduyut Raya No. 66
|
Telepon
|
:
|
022 5425888, 54254242, 91514001
|
Jam operasional
|
:
|
setiap hari, pk. 8:00-20:00
|
Fasilitas
|
:
|
toilet, area parkir, tempat makan
|
Fasilitas umum terdekat
|
:
|
ATM, toko-toko sepatu dan tas di sepanjang
Jl. Cibaduyut
|
Cara menuju ke sana
|
:
|
silakan melihat informasi di Jalan Cibaduyut
di atas
|
Keterangan
|
:
|
menerima pembayaran dengan kartu kredit.
|
Produk-produk
yang dijual Sbb:
a.
Pekaian pria
b.
Pakaian wanita
c.
Sepatu pria
d.
Sepatu wanita
e.
Tas
f.
Pakaian anak-anak
g.
Aksesoris
h.
Trekking
2.7 Sentra
Produksi Celana di Ciampelas “ Toko
Pinokio – Bandung
Nama
Cihampelas berasal dari dua kata yaitu ci dan hampelas. Ci dalam bahasa Sunda berarti air sedangkan hampelas
adalah nama jenis pohon yang daunnya kasar seperti kertas amplas yang banyak
tumbuh di daerah Cihampelas pada jaman dulu. Nama Cihampelas sendiri bermula
pada jaman pemerintahan colonial Hindia Belanda. Pada saat itu, daerah
Cihampelas yang masih masuk kawasan Bandung utara merupakan tempat pemukiman
orang- orang Eropa dimana banyak berdiri bangunan – bangunan bernuansa
arsitektur romantik Belanda. Di daerah pemukiman inilah pada tahun 1900-an
didirikan sebuah tempat pemandian dengan nama Tjihampelas (sekarang
Cihampelas). Pemandian ini awalnya hanyalah sebuah kolam ikan milik Ny. Savoyy
Homan. Sebelum kemudian dibangun pada tahun 1902-1904 menjadi kolam renang
pertama di Indonesia yang pada saat itu hanya diperuntukkan bagi orang – orang
Eropa atau orang – orang pribumi dari kalangan bangsawan. Sumber air kolam
berasal dari daerah sekitarnya yang banyak ditumbuhi pepohonan Hampelas yang
daunnya banyak digunakan sebagai penggosok badan. Nama Tjihampelas kemudian
dipakai sebagai nama jalan yang menjadi cikal bakal Jalan Cihampelas saat ini.
Jika
Anda jalan-jalan ke Bandung, jangan lewatkan berkunjung ke Sentra Jeans
Cihampelas. Cihampelas adalah nama sebuah jalan di Kota Bandung yang terkenal
sebagai sentra produksi jeans. Tidak salah jika kawasan ini biasa disebut
dengan "Jeans Street". Di sepanjang jalan ini berderet puluhan toko
dengan arsitektur unik sebagai ruang pamer penjualan berbagai produk pakaian,
terutama celana yang berbahan dasar jeans. Produk jeans yang ditawarkan di
kawasan ini cukup beragam, berkualitas tinggi, dan harganya pun terjangkau.
Jeans produk Cihampelas ini terkenal dengan daya tahannya. Perkembangan kawasan
Cihampelas sebagai sentra jeans tidak terlepas dari sejarah perjalanan Kota
Bandung.
Pada
era kolonial Hindia Belanda, kawasan Cihampelas merupakan permukiman orang
Eropa, di mana gedung-gedung bergaya romantik Belanda banyak berdiri di kawasan
ini. Dengan berakhirnya masa penjajahan, rumah tinggal di kawasan ini satu per
satu berpindah tangan baik secara sistem beli maupun sewa. Sekitar tahun 1987,
seorang pengusaha mencoba untuk mendirikan sebuah toko jeans, dan ternyata usaha
itu memiliki prospek yang bagus. Ia pun mengajak rekan-rekannya, baik dari
pengusaha pabrik maupun distributor jeans, untuk membuka usaha di tempat ini.
Besarnya minat para pengusaha itu menyebabkan banyak rumah tinggal yang
dikomersilkan menjadi tempat usaha. Pada era 1990-an, kawasan ini pun semakin
terkenal sebagai sentra jeans di Kota Bandung. Saat hari-hari libur maupun
weekend, kawasan ini ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah di
seluruh Indonesia, bahkan dari mancanegara.
2.1.1.
Profil Toko Pinokio
Toko Pinokio didirikan oleh Hendri Kusada pada maret 2014,
2.1.2.
Sistem penjualan dan pembelian
Toko Pinokio
terhitung toko baru di ciampelas yang logo tokonya bergambar pinokio Toko
Pinokio tidak hanya menjual Jeans tapi juga baju,boneka, sandal, dll. Persedian
barang toko Pinokio Membeli dari para Pengaji di Ciampelas, seperti jeans,dan
sandal dari Cibaduyut, serta Baju Khas Yogyakarta. Toko Pinokio ini pencatatn
keuangan nya telah terkomputerisasi dimana setiap barang yang dijual langsuna
terdata dalam computer.
2.1.3.
Sistem Penggajian dan Pengupahan
Toko
Pinokio pasti memiliki orang-orang yang bekerja menjalankan toko terdiri dari 4
karyawan sbb:
a.
Handayani bertugas sebagai pelayan untuk
pembeli
b.
Diania bertugas sebagai kasir
c.
Danil bertugas sebagai penyusun barang dan
memeriksa Stok barang digudang.
d.
Kanila bertugas sebagai pelayan konsumen.
Toko
Pinokio ini dihandel oleh asisten pemilik yaitu Bapak Junaidi yang setiap sore
akan datang dan mengontrol toko. Sistem penggajian tergantung pada tugas yang
di emban setiap karyawan misalnya penjaga gudang gaji per bulan mencapai
Rp.1.600.000, gaji pelayan konsumen sebesar Rp.1.200.000 dan bagian kasir Rp
1.600.000. perbedaan gaji ini karena tanggung jawab yang di emban mempunyai
resiko yang berbeda-beda.
2.1.4.
Sistem Pemasaran
Toko
Pinokio dalam rangka menarik pelanggan
menggunakan Strategi pemasaran diskon terhadap barang yang dijual yang mencapai
dari 20% sampai 35%.
2.8 Dunia
Fantasi Ancol - Jakarta
2.8.2
Deskripsi Dunia Fantasi Ancol
Sejarah
Dufan terletah di Jakarta Utara. Pada tahun 1957 di Jakarta sudah terdapat
berbagai macam tempat, misalnya Taman Impian Jaya Ancol. Tetapi sepertinya
masyarakat Jakarta masih haus akan tempat rekreasi. Maka pengelola bersama-sama
memikirkan untuk menggunakan perpaduan teknologi tinggi mulai tahun 1980.
Proyek ini merupakan fantasi (khayalan), maka tidak semua pejabat yang
berwenang memberikan sebuah izin membangun sebuah proyek yang menelan dana
inbestasi sebesar 12 miliar. Ini dinilai terlalu ambisius untuk sebuah
rekreasi. Namun dengan adanya kerja keras yang sanyat tunggi dengan abantuan
SALUNTY dan Fartans yakni mengelola Amustment park, akhirunya proyek tersebut
dapat dibangun dan diberi nama Dunia Fantasi (Dufan). Dufan dirancang dan
ditangangi tenaga ahli Indonesia, dan pembukaannya oleh Memparposi yang waktu
itu dijabat oleh Ahmad Tahir.
Dunia
Fantasi (Dufan) merupakan tempat hiburan yang terletak di kompleks Taman Impian
Jaya Ancol (Ancol Jakarta Baycity), Jakarta Utara, DKI Jakarta. Dunia Fantasi
dibagi dalam beberapa kawasan yang sesuai dengan tema tersendiri dan ciri khas
wilayah masing-masing. Pembagian kawasan ini ditujukan untuk membangkitkan
imajinasi para pengunjung yang datang ke Dufan, dimana mereka diharapkan
merasakan sensasi berjalan-jalan pada daerah Jakarta jaman dahulu, yang
bersensasi Afrika, Wild West, Indonesia, Eropa, Asia, Yunani, dan kawasan
hiburan bertema hikayat. Selain atraksi permainan, kawasan ini juga memiliki
sejumlah restoran dan toko-toko souvenir
2.8.3
Wahana Permainan Di Dunia Fantasi Ancol
1.
Turangga-rangga
atau Komidi Putar Wahana
Wahana permainan yang diterangi berbagai lampu
yang berwarna-warni dirancang untuk bersantai-santai dengan berputar-putar
diatas kuda ditemani keluarga
2.
Bianglala
Sebuah kincir yang cukup besar yang siap
membawa ke ketinggian puluhan kaki dari atas permukaan tanah
3.
Gajah Bledug
Gajah Bleduk sama seperti
terangga-rangga hanya diajak untuk berputar-putar saja. Bedanya hanya yang
dinaiki berbentuk gajah.
4.
Kora-kora
Berupa perahu yang cukup besar yang
berayun ke arah depan dan belakang cukup kencang
5.
Hysteria
Wahana permainan yang memacu
adrenalin. Karena wahana ini membuat kita seolah dilemparkan keatasdalam waktu
satu per sekian detik, setelah itu langsung dilemparkan ke bawah dengan sangat
cepat dan begitu seterusnya
6.
Kicir-kicir
Wahana ini akan membawa pengunjung untuk
berputar 360 derajat melintir sambil meluncur
7.
Tornando
Tornado Para penumpang atau pengunjung
yang mencoba wahana ini dijungkir balikakan diatas udara begitu juga pada saat
turun
8.
Istana Boneka
Para pengunjung yang mencoba wahana
ini dapat melihat berbagai jenis boneka dari seluruh dunia dengan menggunakan
perahu air
9.
Happy Feet
Wahana teater simulator yang
menyajikan film animasi yang berceritakan mengenai komunitas penguin di Benua
Antartika
10.
Pontang-pontang
Wahana yang satu ini akan
menghempaskan tubuhpengunjung bolak-balik ke kanan dan ke kiri dengan sangat
kencang
11.
Ontang Anting
Ontang-Anting Seolah kursi ini membawa para
pengungjung yang mencoba wahana ini terbang di udara
12.
Halilintar
Haliintar ini termasuk wahana
permainan yang ekstrim. Karena pada saat kereta ini bedrada pada jalur rel yang
berbentuk bulat sehingga pada saat melintasinya kita seolah merasa terbalik
13.
Arung Jeram
Arung Jeram Pengunjung akan diajak
melintasi kawasan yang berbentuk seperti berda di sungai dengan arus yang deras
14.
Rajawali
Rajawali Sebuah wahana yang berbentuk
seperti burung terbang yang tertus berputar-putar diketinggian
15.
Perang Bintang
Perang Bintang Pengunjung seperti berada dalam
sebuah ruangan yang didesain seperti berada diluar angkasa dan disediakan
sebuah kendaraan berbentuk bulat seperti piring terbang
16.
Rumah JahilRumah
Jahil Disebut juga dengan rumah kaca
karena didalam ruangan rumah ini dipenuhi dengan kaca-kaca yang membuat
pengunjung kebingungan untuk mencari jalan keluar dari rumah ini
17. Rumah Miring
Dinamakan rumah miring karena bangungan ini
berbentuk miring. Kemiringannya akan dirasakan pada saat menyusuri seluruh
lantai dalam bangunan tersebut
18.
Niagara
Pengunjung akan diajak untuk meluncur
ke dalam kubangan air dengan perahu dari ketinggian beberapa meter dan pada
saat meluncur para pengunjung akan terciprat oleh air
19.
Wahana Kalila dan
Paddle Pop Dufan
Wahana yang berisi mengenai pertunjukan 4
dimensi petualangan yang dijalani oleh Paddle Pop yang jiga menjadi Icon salah
produk es krim.
20.
Poci- poci
Wahana poci-poci ini bentuknya seperti kita
berada disebuah meja makan raksasa.disana ada gelas berukuran cukup besar yang
bisa menampung beberapa orang. Di bagian tengahnyaada juga poci ataupun teko
raksasa yang menjadi perlengkap gelas besar
21.
Alap-alap
Alap-alap ini bentuknya mirip seperti wahana
halilintar tapi berukuran mini,termasuk juga rel lintasannya. Wahana alap-alap
ini berputar hingga 3 kali.
22.
Ice Age
Wahana
baru Ice Age ini bertujuan untuk mengajak seluruh pengunjung ke dalam
petualangan kutub utara di zaman es, yang dihadirkan melalui cara baru dan yang
tidak dapat ditemukan di tempat lain. Apalagi wahana baru ini dapat dinikmati
oleh seluruh anggota keluarga, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa yang
sekaligus mengenalkan isu pemanasan global secara menyenangkan, Ditambah lagi,
Wahana Ice Age ini akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan karena
pengunjung akan diajak untuk mengarungi zaman es dalam 4 seri film Ice Age
melalui flume
ride
2.8.4
Harga Tiket Dufan
Harga
Tiket Dufan No Kategori Week Day (senin-jumat) Week End (sabtu-minggu/libur)
1 Dunia Fantasi
Individu Rp. 150.000 Rp. 250.000
2 Pintu Gerbang Ancol
a.
Individu Rp.17.500 Rp.17.500
b.
Rombongan Umum Rp.16.000 Rp.16.000
c.
Rombongan Pelajar Rp.14.000 Rp.14.000
3
Pintu Gerbang Ancol - Mobil
a.
Individu Rp. 20.000 Rp. 20.000
4
Pintu Gerbang Ancol – Motor
a. Individu
Rp. 15000 Rp. 15000
5 Bus
a.
Individu Rp. 35.000 Rp. 35.000
Bagi para pengunjung yang rombongan baik pelajar maupun mahasiswa
harus membayar tiket H-3 sebelum hari kunjungan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kegiatan Praktik
Kerja Lapangan Mata kuliah Praktik Akuntnasi merupakan kegiatan yang
sangat bermanfaat bagi mahasiswa, dan dapat
mengenal lebih jauh bagaimana cara bekerja dilapangan sesuai dengan teori yang didapat di kampus. Sehingga mahasiswa dapat melihat realita dilapangan
apakah teori yang dipelajari sesuai dengan terjadi dilapangan,
Praktik Kerja Lapangan telah terlaksana dengan baik dalam merangsang dan
memperluas pengalaman mahasiswa pada dunia usaha terutama pada sistem
pencatatan keuangan perusahaan.
Pelaksanaan studi Banding di UNY sedikit banyaknya telah memberikan gambaran
bahwa masih banyak yang harus di benahi di FKIP ekonomi terutama yang berkaitan
dengan fasilitas laboratorium.
3.2. Saran
Semoga hubungan
antar Universitas Sriwijaya dan Universita Negeri Yogyakarta tetap terjaga dan saling bekerjasama dalam
mencapai tujuan bersama, semoga para
mahasiswi mendapatkan banyak pelajaran dan memiliki motivasi untuk lebih
meningkatkan mutu sebagai calon pendidik dimasa depannya. Diharapkan bahwa
studi banding dan PKL ini tidak hanya di Universitas Negeri Yogyakarta dan di
kota Yogyakarta saja tapi harus mampu mengembangkan pengetehuan dengan
mengunjungi Universitas Negeri lainnya yang ada di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar